Indonesia Stop Impor Beras, Harga di Pasar Internasional Turun Drastis
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengatakan, kebijakan pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan impor beras berhasil memengaruhi harga beras di pasar internasional.
Dijelaskan Arief, setelah pemerintah mengumumkan penghentian impor empat produk pangan utama, termasuk beras, harga beras di pasar internasional mulai menurun signifikan.
"Ketika Menko Pangan menyampaikan bahwa kita tidak akan impor, harga beras dari beberapa negara seperti Thailand, Vietnam, dan Pakistan turun drastis. Dari USD 640 per metrik ton menjadi mendekati USD 400-an saat ini," ungkap Arief lewat keterangan resmi laman badanpangan, pada Minggu 12 Januari 2025.
Berdasarkan data NFA, rerata harga beras putih (5% broken) dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar pada Januari 2024 berada di kisaran USD 622–655 per metrik ton. Setelah pengumuman kebijakan stop impor beras pada Desember 2024, harga turun menjadi USD 455–514 per metrik ton. Tren ini terus berlanjut hingga Januari 2025, dengan harga beras berkisar antara USD 430–490 per metrik ton.
FAO All Rice Price Index (FARPI) juga mencatat penurunan sebesar 1,2% pada Desember 2024 dibandingkan bulan sebelumnya, meski rata-rata indeks FARPI sepanjang 2024 masih 0,8% lebih tinggi dibandingkan 2023.
Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada harga beras dunia, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani padi di Indonesia. Indeks Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) mencapai angka tertinggi dalam lima tahun terakhir, yaitu 120,30 pada Februari 2024, dan tetap stabil di angka 108,90 pada Desember 2024.
Inflasi tahunan 2024 juga berhasil ditekan menjadi 1,54%, angka terbaik sejak 1958. Stabilitas harga komoditas pangan menjadi salah satu faktor utama keberhasilan tersebut.
Arief menambahkan bahwa pemerintah melalui Badan Pangan Nasional dan Bulog siap memastikan penyerapan gabah secara optimal sesuai arahan Presiden Prabowo.
"Kita harus menciptakan ekosistem pangan yang ideal. Petani mendapatkan harga yang layak, dan di sisi hilir, inflasi tetap terkendali," tutupnya.
Sementara Menko Pangan Zulhas menekankan pentingnya momentum panen raya mendatang untuk memperkuat stok beras nasional. Pemerintah mendorong Perum Bulog untuk meningkatkan penyerapan gabah petani dan meminta pemerintah daerah menjaga lahan sawah agar tidak beralih fungsi.
"Luas lahan baku sawah kita sekitar 7,4 juta hektare. Kita minta pemerintah daerah menjaga agar tidak ada lagi perubahan fungsi lahan," tegas Zulhas.
Advertisement