Indonesia Setia Dukung Palestina, Bukan Sentimen Agama
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan, pembelaan kepada Palestina bukan pada sentimen agama. Tetapi kewajiban Indonesia melanjutkan sikap jelas dan tegas para founding fathernya.
Pengalaman Indonesia mengalami pahitnya penderitaan penjajahan selama ratusan tahun membuat masyarakatnya yang sadar memahami rasa senasib sepenanggungan dengan Palestina.
Karenanya, menurut Haedar Nashir, seluruh elemen Persyarikatan memberikan dukungan terbaik kepada bangsa Palestina melalui dukungan nyata berupa donasi dan do’a.
“Maka kita bisa berempati, bersimpati bahwa betapa hidup sebagai bangsa Indonesia. Setelah tahun 1948 (Palestina) dirampas hak-haknya dalam kurun lebih dari 75 tahun mereka harus berjuang jatuh bangun dan berapa ribu nyawa melayang sebagai syuhada,” pesannya dalam seremoni Milad 104 tahun ‘Aisyiyah, Rabu 19 Mei 2021.
Bukan Sentimen Agama
Pembelaan kepada Palestina menurut Haedar bukan pada sentimen agama, tetapi kewajiban Indonesia melanjutkan sikap jelas dan tegas para founding fathernya.
“Dalam konteks inilah selian doa ktia harus menggerakkan pengumpulan dana dari seluruh warga Persyarikatan untuk warga Palestina.
"Semuanya harus kita tunjukkan, saatnya tidak hanya dengan berteriak, tapi dengan doa yang terus kita munajatkan kepada Allah agar kezaliman segera sirna di muka bumi ini dan bangsa Palestina mendapatkan tempat yang layak sebagai bangsa yang merdeka dan negara yang berdaulat,” jelasnya.
Dorong Donasi untuk Palestina
Selain mendorong doa dan donasi, Haedar mengingatkan warga Persyarikatan untuk tidak larut dalam dunia semu pertarungan narasi soal Palestina di media sosial hingga melalaikan kegiatan-kegiatan produktif yang nyata untuk keumatan, bangsa dan kemanusiaan.
“Yang terakhir pada pemerintah kami berharap tetap konsisten untuk mendukung Palestina dan mendorong PBB, OKI dan seluruh kekuatan internasioan untuk mengambil langkah-langkah tegas terhadap Israel karena proses pembiaran akan selalu melahirkan agresi yang berkepanjangan di bumi Palestina,” lanjut Haedar.
“Dan selama tidak ada tindakan dari PBB, maka jazirah Arabia, Timur Tengah tidak akan pernah sepi dari bara, konflik dan peperangan karena ada elemen yang selalu membawa nafsu angkara agresi untuk kekuasaan dan peradaban dirinya,” tegas Haedar menyudahi pembicaraan.