Indonesia Perlu Contoh Inggris Bangkit Pasca Tragedi Kanjuruhan
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mengatakan, Indonesia perlu mencontoh Inggris ketika menghadapi situasi sulit dalam industri sepakbola. Saat ini Indonesia menjadi sorotan pasca adanya tragedi Kanjuruhan, Malang yang menelan sebanyak 135 korban jiwa.
Akmal mencontohkan, saat tragedi Heysel antara Liverpool versus Juventus di Inggris pada 29 Mei 1985 ada sebanyak 39 korban jiwa dan 600 lebih lainnya luka-luka akibat dinding pembatas stadion roboh.
Selain itu, tragedi Hillsborough pada 15 April 1989, menewaskan sebanyak 97 orang ketika laga semifinal Piala FA yang mempertemukan Liverpool versus Nottingham Forest.
“Tapi Inggris akhirnya bisa mengubah dirinya menjadi beradab. Mereka membuat regulasi terkait kelayakan stadion. Merangkum suporter dalam sebuah database. Jika ada yang melanggar maka akan dicabut keanggotannya,” ujarnya, pada Senin 7 November 2022.
Selain itu, lanjut Akmal, yang perlu dicontoh dari Inggris adalah terkait penempatan tenaga pengamanan sepakbola atau steward yang harus lebih dimassifkan daripada menempatkan personel kepolisian di dalam stadion.
“Tidak boleh ada lagi polisi di dalam stadion. Polisi itu ring tiga. Di dalam stadion itu harus ada steward, dari masyarakat sipil. Di Eropa kan sudah tidak ada lagi polisi di dalam stadion,” katanya.
Akmal menambahkan, jaminan keamanan dan kenyamanan juga perlu diberikan kepada para suporter ketika menyaksikan pertandingan sepakbola di dalam stadion.
“Juga suporter kita, saat jualan tiket itu harus ada asuransinya. Kalau ada asuransinya bahwa keselamatan dan keamanan suporter itu ada jaminannya,” ujarnya.
Advertisement