Indonesia Peringkat ke-4 Kasus Gangguan Mental, Ini Penyebabnya
Hari ini masyarakat dunia merayakan World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Dunia. Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan oleh masyarakat terkait kesehatan mental.
Salah satunya ialah meningkatnya pasien gangguan mental di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan WHO pada 2020, terjadi kenaikan angka penderita gangguan mental karena pandemi COVID-19.
Bahkan, dokter spesialis kejiwaan RSUD Dr Soetomo, dr Yunias Setiawati menyebut, Indonesia berada di urutan ke-4 dengan jumlah penderita gangguan mental terbanyak di dunia.
Menurutnya hal tersebut karena beberapa faktor antara lain faktor sosial yakni, kemiskinan dan masalah finansial, faktor biologis seperti genetic, dan faktor psikologis seperti putus asa, trauma, atau anak yang kurang perhatian dari orang tuanya.
"Sedangkan kondisi gangguan kesehatan mental paling sering didapatkan pada usia remaja. Dimana pada usia tersebut banyak rasa penasaran yang dialami," kata dokter Yunias, Senin, 10 Oktober 2022.
Ia pun mengungkapkan, untuk menekan angka gangguan kesehatan mental tersebut dibutuhkan pendampingan psikologis yang nyata, seyogyanya kita berikan pada populasi anak remaja tersebut sehingga dapat selalu mengarah ke hal yang positif.
Sayangnya, ujar dokter Yunias, seseorang mendatangi psikiater atau psikolog masih dianggap tabu. Bahkan, hal ini dinilai memalukan bagi sebagian orang. Maka dari itu, di momen hari kesehatan jiwa dunia ini pihaknya ingin terus mengedukasi terkait hal tersebut.
"Pelan-pelan selalu kami edukasikan berulang ulang ke masyarakat bahwa kami (psikiater) adalah teman bagi mereka yang membutuhkan dalam hal menjaga kesehatan mental, khususnya bagi para remaja," terangnya.
Menurut dokter Yunias, remaja merupakan salah satu hal yang krusial dalam kehidupan manusia, karena di masa remaja itulah setiap insan sedang sangat gencar dalam mencari jati diri.
Oleh karenanya, secara sederhana kunci menjaga kesehatan mental adalah selalu berusaha berpikir positif, mencari lingkungan pertemanan yang sehat tidak toxic, dan jangan malu segera mencari pertolongan jika mengalami gangguan kesehatan mental ke psikiater terdekat.