Indonesia Pakai 3 Vaksin Covid Inggris dan China, Ini Bedanya
Indonesia telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk tiga vaksin Covid-19, yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan yang terakhir adalah Sinopharm. Ketiganya adalah vaksin dua dosis namun dengan efikasi dan bahan vaksin yang berbeda.
Vaksin Coronavac Sinovac
Vaksin ini menggunakan virus yang dinonaktifkan. Virus SARS-CoV2 dinonaktifkan secara kimiawi menggunakan senyawa yang disebut beta-propiolaktan, sehingga virus tidak dapat berepllikasi, tetapi semua proteinnya masih utuh, dilansir dari Kawal Covid-19.
Efikasi pada uji klinis tahap III disebut mencapai 50 persen dari strain asli Covid-19. Meski diujikan pada varian Afrika Selatan atau B 1351, belum ada data tentang efikasi vaksin terhadap virus tersebut.
Sinovac terdiri dari dua dosis yang digunakan dengan jarak 14 hari dari suntikan pertama. Vaksin ini bisa disimpan dalam suhu dingin normal, antara 2 hingga 8 derajat Celsius.
Vaksin BBIBP-CorV Sinopharm
Vaksin buatan China ini juga menggunakan teknologi yang serupa dengan Sinovac. Menggunakan virus penyebab Covid-19 yang sudah dinonaktifkan.
Meski serupa teknologi yang digunakan, Sinopharm disebut memiliki tingkat efikasi lebih tinggi, mencapai 79 persen. Hasil ini didapat dari uji klinis tahap III yang digunakan pada strain virus asli. Belum ada data tentang efikasi vaksin terhadap train Afrika Selatan, B 1351.
Vaksin dua dosis ini digunakan dengan jeda 21 hari, dan bisa disimpan dalam suhu dingin yang sama dengan Sinovac, antara 2 hingga 8 derajat Celsius.
Vaksin Oxford / AstraZeneca
Vaksin ini berbeda dengan dua vaksin lainnya. Vaksin buatan Oxford, Inggris ini menggunakan teknologi sdDNA yang mengodekan protein spike terlindung dalam sebuah virus yang aman. Sel yang telah terinfeksi nantinya akan mengekspresikan protein spike yang menyebabkan munculnya respon imunitas.
Di antara tiga vaksin, AstraZeneca memiiliki efikasi yang paling tinggi terhadap strain asli, mencapai 82 persen. Vaksi ini juga dilaporkan memiliki efikasi mencapai 10 peersen terhadap varian Afrika Selatan, B1351.
Vaksin dua dosis ini bisa digunakan dengan jeda yang cukup panjang, selama 12 minggu untuk mendapatkan hasil maksimal. Vaksin juga bisa disimpan dalam suhu yang sama dengan dua vaksin lain, namun dengan masa pakai selama 6 bulan.
Advertisement