Indonesia Ngemplang Sewa Satelit
Pemerintah Indonesia harus membayar USD20 juta atau sekira Rp 278,8 miliar terkait denda kepada Avanti, perusahaan operator satelit asal Inggris. Hal ini dikarenakan Indonesia telat melakukan pembayaran sewa satelit.
Dilansir Spacenews, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan meminjam satelit Artemis milik Avanti pada November 2016 untuk mencegah hilangnya spektrum L-band pada 123 derajat slot orbit timur yang sebelumnya dipegang Garuda-1, satelit Indonesia berusia 15 tahun yang tak aktif di 2015.
Indonesia setuju untuk membayar Avanti sebesar USD30 juta untuk relokasi dan penggunaan satelit Artemis.
Setahun setelah kesepakatan sewa, masalah muncul. Pemerintah Indonesia tak sanggup memenuhi biaya sewa. Pemerintah berhenti membayar setelah menyerahkan sebesar USD13,2 juta.
Akhirnya pada 10 Agustus 2017, Avanti menggugat pemerintah Indonesia melalui London Courts of International Arbitration (LCIA).
Pada 6 Juni 2018, pengadilan arbitrase tersebut memutuskan, Kementerian Pertahanan berutang kepada Avanti sebesar US$20 juta.
Meski demikian, ada tenggang waktu sampai 31 Juli 2018, untuk melunasi pembayaran sewa satelit Avanti tersebut.
Di bawah International Telecommunication Union (ITU), Indonesia kehilangan slot L-band jika mengosongkannya selama tiga tahun.
Satelit komunikasi L-band umumnya dipakai untuk menghubungkan kapal maritim. Dengan adanya slot orbit satelit ini dinilai penting bagi negara kepulauan terbesar yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau.
Profil Avanti
Avanti mengoperasikan satelit untuk menghubungkan bisnis, pemerintahan sampai koneksi mobile internet warga dunia.
Perusahaan ini punya sederetan satelit kategori High Throughput Satellite (HTS) meliputi HYLAS 1. Satelit ini merupakan satelit broadband pertama Avanti. Selain HYLAS 1, Avanti juga punya satelit HYLAS 2, HYLAS2B dan HYLAS 4.
Avanti mengaku melayani dan mendistribusikan koneksi satelitnya ke penyedia layanan di 118 negara melalui satelit broadband dengan jaringan Ka-band. Spektrum ini punya cakupan pasar yang luas, lebih dari 1,7 miliar orang di Bumi.
“Kami menyediakan kapasitas satelit Ka-band untuk penyedia layanan internet (ISP), operator jaringan mobile, pemerintahan dan operator satelit,” tulis Avanti dalam profil perusahaannya.