Indonesia Ketua ASEAN 2023, Menlu: Perlu Dukungan Masyarakat
Indonesia akan menjabat sebagai Ketua Perserikatan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada 2023. Demikian diungkap Menteri Luar Negeri RI, Retno L Marsudi.
“Tahun 2023, Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN,” ungkap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika menghadiri peluncuran Buku Bahan Pengajaran ASEAN bagi Pendidikan Dasar dan Menengah secara daring, Rabu 01 September 2021.
Lebih lanjut Retno menambahkan, diperlukan dukungan besar masyarakat Indonesia, untuk mencapai keberhasilan Indonesia dalam keketuannya.
Natural Leader of ASEAN
“Keberhasilan Indonesia menjadi Ketua ASEAN hanya akan terjadi jika seluruh elemen masyarakat dapat mendukung keketuaan Indonesia,” tegasnya.
Keketuaan Indonesia di ASEAN itu disebut Menlu merupakan suatu hal yang turut dinantikan oleh masyarakat dunia.
“Indonesia bukan hanya sebagai chaiman ASEAN, tapi juga natural leader of ASEAN. Masyarakat ASEAN dan dunia menantikan leadership Indonesia,” terang Menlu lagi.
Menurut Menlu, selama lima dekade ASEAN telah memberikan kontribusi besar pada perkembangan stabilitas, perdamaian dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara.
Menghindari Konflik Terbuka
“Kita patut bersyukur karena ASEAN, kita tidak menyaksikan konflik terbuka di kawasan. Sebagaimana yang kita lihat di berbagai kawasan lainnya. ASEAN selalu berupaya menyelesaikan segala ketegangan secara damai,” ucapnya.
Dikatakan Menlu, di sektor ekonomi juga tidak kalah penting dengan peran besar ASEAN, bahkan menjadikannya salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia.
“World Economic Forum dalam laporannya memproyeksikan di tahun 2030, ASEAN akan menjadi ekonomi keempat terbesar dunia, dengan PDB senilai USD 4,5 triliun,” jelas Menlu Retno Marsudi.
Penerbitan Buku Pengajaran ASEAN
Menjelang Keketuaannya pada 2023, Indonesia meluncurkan buku bahan pengajaran ASEAN bagi pendidikan dasar dan menengah, Rabu 1 September 2021.
Buku yang disusun oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan serta Riset dan Teknologi tersebut, merujuk pada Curriculum ASEAN Sourcebook.
Buku bahan pengajaran diharapkan menjawab berbagai tantangan masyarakat Indonesia, dalam memahami ASEAN khususnya oleh generasi muda.
Hasil Survei
Dalam hal itu merujuk pada hasil survei ISEAS-Yusof Ishak Institute pada Februari 2021 di 10 negara ASEAN, yang menunjukkan masih terdapat gap pemahaman yang tinggi mengenai ASEAN termasuk di Indonesia.
Survei juga menyebutkan sebanyak 38,7% responden menilai ASEAN masih bersifat elitis dan jauh dari masyarakat.
Di Indonesia bahkan angkanya di atas rata-rata negara ASEAN yaitu 49,6% responden.
Advertisement