Indonesia Jadi yang Terajin Buat Playlist di Spotify
Jakarta: Sudah hampir setahun Spotify sebagai penyedia layanan musik steaming di Indonesia, baru baru ini merilis sejumlah temuan menarik yang tak ditemui di negara lain. Diantaranya adalah aliran musik dan kebiasaan mendengarkan musik yang tergolong lain dari biasanya.
Managing Director Spotify untuk Asia, Sunita Kaur menerangkan, dibandingkan negara lain di dunia, pendengar musik di Indonesia termasuk yang paling. Selama setahun terakhir hadir Indonesia, Spotify mencatat sudah memainkan lebih dari 3,9 miliar lagu dalam waktu permintaan lebih dari 11 miliar menit.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, Sunita mengungkapkan orang Indonesia mendengarkan musik setidaknya tiga jam dalam sehari. Tak hanya itu, untuk kawasan Asia pendengar di Indonesia termasuk yang paling rajin membuat daftar putar (playlist).
"Indonesia mempunyai bakat bermusik, selera musik yang bagus, dan mereka juga sadar akan teknologi sehingga tak heran jika rata-rata mendengarkan musik hingga tiga jam per hari. Indonesia dan Filipina juga menjadi yang paling banyak menciptakan playlist di Asia," terangnya dalam konferensi media di Jakarta, Rabu (10/5).
Menurut hasil survei, dari kebanyakan orang menggunakan Spotify, yakni pada tiga momen utama ketika pagi hari saat berada di jalan, setelah makan siang, dan di atas jam 9 malam saat hendak beristirahat di rumah.
"Saat pagi hari orang cenderung memutar musik yang bisa membangkitkan semangat, di siang hari mereka mendengarkan musik agar lebih produktif bekerja, dan aliran instrumental atau musik-musik selow ketika beristirahat malam," paparnya.
Jika dilihat dari sisi aliran musik, Sunita mengatakan secara umum orang Indonesia lebih sering memutar lagu-lagu dance, pop, dan indie. Hal itu disebutnya terkait dengan selera pengguna  Spotify yang 60 persen diantaranya berusia 18-34 tahun.
Playlist bertajuk Kopikustik, Generasi Galau, dan Mager Parah menjadi yang paling banyak diikuti dan diputar lantaran berisi lagu-lagu dari musisi lokal dengan aliran yang diklaim Sunita 'pas di telinga' pendengar. "Kami juga tertarik saat mendapati banyak orang mendengarkan dangdut, inilah yang menjadikan Indonesia unik," sambungnya. (trs)
Advertisement