Indonesia Import 500 ton Minyak dan Gas dari Iran
Jakarta: Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, bakal melakukan impor Liquified Petroleum Gas (LPG) dari Iran. Hal tersebut merupakan keputusan yang dibawa oleh pemerintah setelah dirinya dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution melakukan kunjungan ke Iran.
"Yang menarik yang dibawa pulang ke Indonesia, Indonesia bisa impor dari mereka. Saya berharap maksimum 10 persen kebutuhan impor LPG," ujar Arcandra, Rabu (1/3).
Rencananya Pemerintah akan mendatangkan sekitar 10 persen dari kebutuhan impor setahun, atau setara 500 ribu ton. PT Pertamina (Persero) menyebut total kebutuhan impor LPG 2017 naik 5 persen menjadi 70 persen dari tahun sebelumnya 65 persen. Secara jumlah, kebutuhan impor tahun ini ditaksir mencapai 5 juta ton.
Arcandra menerangkan bahwa pihaknya berencana membuka dua lapangan minyak dan gas (migas) milik Iran. Dua lapangan yang akan dipergunakan tersebut yakni Ab-Teymour dan Mansouri, yang memiliki cadangan terbukti (proven reserve) lebih dari tiga miliar barel.
"Itu besar sekali. Makanya pemerintah sangat mendukung Pertamina masuk ke lapangan itu, kami sampaikan ke Presidennya, ke Menteri Perminyakannya, ke Wakil Presidennya. di semua pertemuan kami sampaikan keinginan untuk mengelola lapangan itu," papar Arcandra.
Namun, Arcandra belum dapat memastikan apakah semua produksi minyak di dua lapangan tersebut bisa dibawa ke Indonesia secara keseluruhan. Menurutnya, dua lapangan tersebut mampu memproduksi minyak sekitar 300 ribu barel per hari (bph). Ia juga menerengkan, cadangan terbukti lapangan migas di seluruh Indonesia hanya sekitar 3,8 miliar barel. (hrs)