Indonesia Heritage Walk, Wisata Gratis di Kota Tua Jakarta
Capek tapi bikin senang. Senang karena asyik. Asyik karena sukses. Eu... itulah Indonesia Heritage Walk.Sebuah Wisata Gratis di Kota Tua Jakarta. Jarang-jarang lho ada agenda seperti ini.
Tagline-nya Indonesia Heritage Walk. Sebuah program wisata gratis sebenarnya. Program Indonesia Heritage Walk itu dilaunching pada Minggu lalu (27/8). Sukses? Jelas berlangsung sukses. Sebab, acara itu memang didesain harus sukses.
ASITA, perwakilan ASEAN, akademisi dan wisatawan mancanegara dari Malaysia, Hongkong dan Finlandia, secara to the point saja mengakui dan sangat terkesan dengan paket walking tour gratis di kawasan Kota Tua Jakarta ini.
"Indonesia Heritage Walk ini aslinya merupakan Walking Tour saja. Namun demikian, melihat kesuksesan ini, walking tour di kawasan kota tua Jakarta ini, wisata sejarah khusus wisman ini, akan dijadikan sebagai salah satu destinasi unggulan," kata Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar.
Program ini, baru diketahui, sebenarnya digarap secara keroyokan. Keroyokan antara Kementerian Pariwisata dengan Komunitas lokal Kota tua, SEATGA (South East Asia Tourist Guide Association), dan PT Bituris Wisata Indonesia.
Hasilnya? Sungguh diluar prakiraan. Seluruh peserta yang didominasi wisatawan mancanegara terlihat happy. Happy itu istilah familiarnya adalah suenang. Suenang itu bahasa sederhananya adalah terkesima. Wisatawan mancanegara terkesima dengan kekayaan heritage Kota Tua Jakarta.
Banyak pujian datang. Banyak sanjungan yang tak tertampung. Itu dikarenakan kawasan Kota Tua Jakarta tidak hanya memiliki keindahan arsitektur bangunan kuno sisa kolonial penjajah, tetapi juga menyuguhkan kekayaan sejarah berdirinya kota Batavia. Batavia itu dulunya adalah kota perdagangan dunia.
Paket wisata tematik saat ini memang sedang digemari. Menjadi tren. Maka perlu dicatat, walking tour ini adalah paket wisata tematik yang belum pernah digarap secara serius.
“Sekarang wisata tematik ini kita coba create dengan kualitas produk wisatanya. Selain untuk menyambut Asian Games 2018, juga untuk turis asing yang datang ke sini. Jadi walking tour disajikan sepenuhnya dalam bahasa Inggris," lanjut Esthy.
Hidayat, Kepala BidangJejaring Asdep Bisnis, menambahkan, walking tour ini cukup pada acara. Dimulai dari menonton pertunjukan film di museum Mandiri. Film yang ditayangkan berisi perjalanan bangsa Portugis dan Belanda menuju nusantara dalam mencari rempah-rempah.
Film selesai, setelah itu para peserta diajak mengelilingi gedung yang dahulunya merupakan gedung Nederlandsche Handel Maatschappaij (NHM). Sebuah serikat dagang Belanda setelah runtuhnya VOC.
Berikutnya adalah menyusuri Kalibesar – saat ini sedang direvitalisasi. Peserta ditunjukkan peran penting sungai dan kanal ini di zaman Belanda sebagai jalur distribusi pengangkutan barang-barang yang baru turun dari kapal. Sementara kapal besarnya bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa.
Di antara walking yang cukup berkeringat itu, ada kopinya. Peserta diajak menikmati kopi, salah satu kekayaan asli Indonesia. Kita ajak mereka menyeduh kopi. Pilihannya adalah kedai Kopi Aroma Nusantara.
Ini juga bagian dari upaya mengenalkan sejarah kopi di tanah Jawa yang sempat menguasai pasar dunia. Senengnya bukan main begitu para wisman itu ketemu kopi. Kopi juga bisa milih sendiri, mulai dari Aceh Gayo hingga kopi Papua.
Kopi selesai, perjalanan dilanjutkan dengan melihat pertunjukan seni beladiri pencak silat Cakrabuana dan gendang rampak di Taman Fatahillah. Pencak silat adalah tradisi turun temurun yang masih eksis di kawasan Kota Tua. Interaksi dilakukan, mereka mencoba beberapa jurus dasar silat syahbandar yang merupakan ciri khas silat Sunda Cakrabuana. Selesai bersilat ada juga waktu untuk belajar pukulan gendang rampak.
Terakhir, rangkaian tour dipungkasi dengan demo masak Kuliner khas Betawi, yaitu Sayur Babanci yang menggunakan 21 jenis rempah-rempah Nusantara. Sayangnya Babanci ini makanan khas yang sudah sangat jarang ditemui belakangan ini. Sembari menikmati santap malam dengan Babanci itu wisman dihibur dengan pertunjukan musik khas tempo dulu lewat alunan nada akordeon dan biola. Nuansanya... uihh tempo dulunya begitu membekas terasa.
Menpar Arief Yahya pun menyentil, Eropa sebenarnya adalah gudangnya heritage building. Hampir semua kota selalu punya kota kuno yang umurnya sudah lebih dari 100 tahun. Bangunan-bangunan itu juga dilindung oleh pemerintah. Disini, Kota Tua Jakarta ini, juga punya sejarah panjang. Karena itu dengan sedikit sentuhan saja Kota Tua bisa lebih keren.
Dus... langkah asyik keren walking tour Indonesia Heritage Walk itu sudah cukup maju. Sekaligus mempromosikan kawasan heritage Kota Tua Jakarta. Destinasi di ibu kota yang cukup dekat dengan market, Jakarta dan 30 persen wisman masuk melalui Bandara Soekarno Hatta Jakarta. (*/widikamidi)
Advertisement