Indonesia Hadapi Masalah Pangan, PKS Desak Roadmap dari Kementan
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendesak pemerintah lebih serius menyelesaikan masalah pangan. Masalah pangan Indonesia terlihat dari hasil Global Food Security Index yang berada di peringkat 63 dari 113 negara lain dengan skor 60,2. Hal ini disampaikan anggota Komisi IV FPKS DPR RI Slamet di kawasan Senayan Kamis 6 April 2023.
“Posisi Indonesia ini cukup rawan apalagi dengan melihat penurunan skor kecukupan pasokan pangan nasional serta gangguan pasokan pangan,” ujar Slamet
Sebab itu usaha pertanian harus diarahkan untuk mendukung kedaulatan dan ketahanan pangan yang berorientasi pada produksi dalam negeri, jangan hanya beretorika.
Politisi senior PKS asal Sukabumi ini mengatakan Kementerian Pertanian harus menyusun program tahunan hingga program jangka panjang dengan memperhatikan target pemerintah terkait pemenuhan pangan dalam negeri yaitu mengurangi prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan, mengurangi potensi penduduk dengan prevalensi kerawanan pangan sedang-berat dan meningkatkan nilai tambah per-tenaga kerja di sektor pertanian.
Jika melihat target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tersebut, seharusnya Kementerian Pertanian mulai mendesain program programnya untuk mencapai target tersebut dengan mulai menggenjot atau mengutamakan produksi dalam negeri serta sedikit demi sedikit mengurangi impor komoditas.
Slamet mencontohkan komoditas bawang putih yang dahulunya di tahun 1990-an Indonesia pernah swasembada namun saat ini lebih dari 90 persen kebutuhan dalam negeri bersumber dari impor.
“Seharusnya Kementerian Pertanian mempunyai roadmap untuk mengembalikan kejayaan produksi bawang putih dalam negeri serta sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan impor bawang putih dengan cara menggenjot produksi dalam negeri,” kata Slamet
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Bapenas mengenai Prognosa Ketahanan Pangan Tahun 2023 menunjukkan komoditas garam, gula, daging ruminansia, bawang putih, dan kedelai masih bergantung pada impor.
Sedangkan telur ayam, beras, ikan, jagung, minyak goreng meskipun secara produksi masih dapat dipenuhi namun kondisinya sangat rentan untuk di penuhi dari Impor. Persoalan ini pernah disampaikan saat Komisi IV dengan Kementerian pertanian beberapa hari lalu.