Indonesia Dorong Dunia Jaga Lingkungan, dari Forum IPU ke-144
Aktivis lingkungan hidup Melati Wijsen menyebut, krisis perubahan iklim sudah terjadi sehingga diperlukan aksi nyata dalam penanganannya.
"Kita tidak membutuhkan lebih banyak konferensi, pidato, waktu bahkan riset, karena saat ini krisis iklim sudah terjadi. Saya paham mungkin sulit untuk memikirkannya, tapi bayangkan kita di sini dengan listrik dan AC yang menyala, tetapi di luar sana ada banjir hingga kebakaran hutan," ucap aktivis berusia 21 tahun ini.
Ia mengungkapkan hal itu dalam sesi Perlementarian Muda pada Forum Persatuan Antar Parlemen (IPU) ke-144 di Bali International Convention Center (BICC), Senin 21 Maret 2022.
Menurutnya, krisis iklim berdampak nyata kepada masyarakat dunia, seperti adanya pengungsi.
"Itu artinya adalah kehilangan rumah kita, menjadi pengungsi (karena) iklim, akan lebih banyak penyakit, pandemi, apabila kita tidak melakukan aksi sekarang," tegasnya.
Dalam forum yang dihadiri oleh ribuan anggota parlemen dunia tersebut, Melati menantang para delegasi untuk melibatkan pemuda dalam proses pembuatan kebijakan.
"Jadi saya menantang para delegasi yang diundang di sini untuk melibatkan para pemuda dalam pembuatan keputusan. Kami pantas dilibatkan untuk mencari sebuah solusi, mintalah mereka terlibat dari awal hingga akhir," ujarnya.
Sambutan Puan Maharani
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani mengatakan, Indonesia mendorong dunia untuk berkomitmen menjaga lingkungan.
"Bahwa tugas kita, masyarakat di berbagai belahan negara-negara di dunia adalah menjaga lingkungan dengan tetap melestarikan bumi agar lebih hijau, lebih sehat dibandingkan dengan yang kita warisi dari para pendahulu," kata Puan.
Pada kesempatan itu, Puan mengapresiasi kehadiran aktivis lingkungan asal Bali Melati Wisjen yang menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk bertanggung jawab melestarikan bumi.
"Saya mengapreasi apa yang dilakukan Melati karena untuk mengingatkan tanggung jawab kita terhadap generasi muda dan negara-negara mendatang," ujarnya.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengatakan, Forum IPU 2022 ini merujuk pada upaya serta komitmen bersama dalam menangani perubahan iklim yang harus dilakukan dari seluruh parlemen dunia.
"Bagaimana kita harus saling bahu-membahu bersama untuk mengatasi isu yang penting, yaitu menyangkut isu perubahan iklim. Menyetop perubahan iklim agar berbagai dampak negatif tidak lagi memberikan hal buruk kepada bumi dan dampak buruk kepada seluruh masyarakat," kata Putu.
Komitmeb Bersama Jaga Lingkungan
Menurutnya, IPU ke-144 akan menghasilkan resolusi dengan salah satu fokus mengenai perubahan iklim, yang akan diikuti dengan komitmen parlemen Indonesia terutama pada implementasi penggunaan energi yang ramah lingkungan.
"Komitmen kami bisa sampaikan dalam bentuk resolusi atau dalam bentuk deklarasi. Kita juga akan cerminkan dalam legislasi kita, bagaimana legislasi kita juga memasukkan isu-isu yang menyangkut iklim serta penggunaan energi yang ramah lingkungan," tegasnya.
Forum IPU ke-144 dihadiri oleh 115 negara dari total 178 negara anggota, dengan jumlah delegasi mencapai lebih dari 1.000 orang.
Adapun IPU ke-144 ini mengusung tema besar "Mencapai Nol : Memobilisasi Parlemen untuk Bertindak atas Perubahan Iklim".