Jokowi: Butuh SDM yang Terampil untuk Mengejar Ketertinggalan
Indonesia butuh SDM trampil untuk kejar kertertinggalan dengan negara lain
Presiden RI Joko Widodo mengatakan, investasi di Indonesia kalah dengan Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam, karena tertinggal di bidang pembangunan infrastruktur
Negara-negara itu yang dulunya mengintip Indonesia, sekarang sudah jauh lebih maju. Sedangkan Indonesia baru membangun infrastruktur 40 tahun kemudian.
"Kalau kita tidak segera keluar dari kendala ini, kita akan terus tertinggal dan dan mampu mampu menghadapi persaingan dengan nengara lain yang semakin kencang " kata Presiden di depan peserta Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Pusdiklat Kemdikbud Jalan Bojong Gede, Depok Selasa 12 Januari 2019.
Menurut Presiden, untuk mengejar ketinggalan ini perlu SDM yang terampil, ulet dan tahan banting. Untuk mencetak tenaga trampil itu menjadi tanggung jawab kementrian pendidikan.
"Tidak ada jalan lain untuk mengejar ketertinggalan itu dengan memperbaki sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan," kata Presiden.
"Mutu pendidikan harus ditingkatkan dan pemerintah sudah memberi dukungan dengan mengalokasikan anggaran pendidikan terbesar dari kementrian lain, yakni 20 pesar dari total APBN," tambah Presiden.
Selesai meresmikan pembukaan, presiden meninjau pameran inovasi bersama Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh anak didik untuk foto dengan Presiden dan Mendikbud.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, mengatakan kebijakan zonasi pendidikan menjadi salah satu topik aktual yang dibahas pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019.
Ajang ini akan menghimpun berbagai praktik baik yang telah dilakukan pemerintah daerah untuk mendorong penerapan kebijakan zonasi di masing-masing daerah.
“Kewenangan (penerapan) zonasi berada di pemerintah daerah masing-masing. Diharapkan, dengan rembuk pendidikan dan kebudayaan, pemerintah daerah memiliki pemahaman yang sama mengenai zonasi,” kata Mendikbud setelah menjinjau stand pameran Inovasi dan Daya Saing.
Kata Mendikbud, dengan rembuk ini semua pemerintah daerah punya pemahaman yang sama, melihat praktik baik daerah lain yang bagus sehingga termotivasi untuk membangun zonasi di daerahnya dengan diperkuat peraturan daerah masing-masing.
Data Kemendikbud mencatatkan sudah terdapat sebanyak 211.443 sekolah yang menjalankan sistem zonasi pendidikan. Jumlah itu terdiri atas 146.860 Sekolah Dasar (SD), 38.777 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 13.510 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 12.296 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). (asm)