India dan Indonesia Menyatu dalam Cerita Ramayana
Ada yang menarik dalam Famtrip media dan blogger India, 23-30 April 2018. Kebangsaan mereka memang India. Tapi pengetahuan tentang pariwisata Indonesia sungguh luar biasa. Dari A sampai Z, semua bisa dijelaskan mereka bak tour guide profesional di Indonesia.
Tengok saja aktivitas mereka saat mengunjungi Candi Prambanan. Dengan mudah seluruh rombongan bisa mendeskripsikan Prambanan dengan sangat baik. “Ini candi Hindu terbesar di dunia,” sebut Nisha Jha, blogger asal Mumbai, India.
“Situs warisan dunia UNESCO,” sambung Ambika Prasad Shaligram,” jurnalis Sakaal Times.
“Candi yang dipersembahkan untuk Trimurti,” timpal Nikil Anil Sharma, YouTube Vlogger asal Mumbai.
Trimurti yang dimaksud Sharma adalah tiga dewa utama yakni Dewa Brahma sebagai dewa pencipta, Dewa Wishnu sebagai dewa pemelihara dan Dewa Siwa sebagai dewa pemusnah.
Semua jawaban mereka benar. Semua tidak ada yang salah. Bahkan setelah itu ada yang berani bilang bahwa Prambanan adalah candi terindah di Asia Tenggara. Sekali lagi, jawabannya 100 persen benar.
Apa kuncinya? Rupanya mereka rajin browsing. Rajin googling. Rajin cari info di internet. Semua info yang didapat di dunia maya langsung ditanya kebenarannya.
Setelah semua info terserap, arsitektur Prambanan langsung jadi sorotan utama. Tampilannya terlihat sangat keren. Artistik.
Tingginya pun menjulang sangat tinggi. Mereka seakan tidak percaya bisa menginjakkan kaki di kompleks candi tertinggi di dunia.
Candi yang tingginya 47 meter, lebih tinggi 5 meter dari Candi Borobudur. Candi yang pernah dikunjungi tokoh dunia seperti Barack Obama, Pangeran Charles, putri mahkota Thailand, Putri Sirindhorn, pejabat setingkat menteri dari Bangladesh serta Dubes Jerman.
Karenanya, jurus-jurus selfie pun langsung dalam mode on. Storrage gadget dan kamera langsung dikosongkan. Semua langsung action hunting berbagai spot foto yang menarik. Jangan lupa, hunting foto di Prambanan sangat fun. Kalau udara cerah, langit biru, maka efek gambarnya akan bright bersinar. “Banyak angle menarik. Dan semuanya bagus-bagus,” timpal Mahalaksmi Ganesh Narayan, jurnalis Times of India.
Malam harinya, ada Ramayana Ballet yang sudah menanti di area Candi Prambanan. Culture dan nature di combine dengan kemasan menarik. Ada story telling pewayangannya. Ada backround Candi Prambanannya. Hasilnya? Tidak ada satupun yang beranjak pergi. Tidak ada yang terlihat boring. Padahal, mereka sudah menjalani aktivitas padat sejak pagi.
Menpar Arief Yahya langsung sumringah. Dia tak ragu memberikan apresiasi tinggi pada Bidang Pemasaran Area I regional III pada Deputi Pemasaran Pariwisata II yang telah bersusah payah menyiapkan suguhan cultural night kelas dunia di Candi Prambanan.
“Industry tourism itu mirip dengan telecommunication dan transportation. Kuncinya ada di proximity atau kedekatan. Menyuguhkan Ramayana yang sangat popular di India akan menjadi promosi dari mulut ke mulut yang baik ketika mereka kembali ke negaranya,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (*)