Indahnya Kemegahan Masjid Berusia 144 Tahun di Kota Mojokerto
Masjid Agung Al Fattah yang berada di depan alun-alun Kota Mojokerto menjadi masjid tertua di Bumi Majapahit (julukan Kota Mojokerto). Masjid ini berumur 144 tahun. Kemegahan bangunannya memadukan bangunan Masjid Nabawi di Madinah dengan kerajaan Majapahit.
Masjid Agung Al Fattah itu berada di Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajurit Kulon. Masjid ini dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Yaitu tahun 1877 masehi. Meskipun sudah pernah direnovasi, bangunan asli yang disokong 4 tiang kayu sampai saat ini masih dipertahankan.
Masjid ini selesai direnovasi pada awal tahun 2020 lalu yang diresmikan secara langsung oleh Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan didampingi Walikota Mojokerto Ika Puspitasari pada Minggu 8 November 2020 tahun lalu.
Masjid Agung Al Fattah dibangun pada masa pemerintahan Kromodjojo Adinegoro III atau Raden Ersadan. Dia ditunjuk pemerintah kolonial Belanda untuk menjadi regent (bupati era penjajahan belanda) Mojokerto pertama yang memerintah tahun 1866-1894. Ersadan juga membangun Masjid Darussalam di Desa Gemekan, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto tahun 1893.
Pengurus Masjid Agung Al Fattah Sudarno mengatakan, bangunan utama Masjid ini meniru gaya Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Mulai dari kubah, menara, serambi hingga atap teras masjid dibuat dari pelat kuningan dengan warna emas. Setiap bagiannya diukir kalimat 'Muhammad Rasulullah' dalam Bahasa Arab.
Tak hanya itu adat kebudayaan kerajaan Majapahit juga dipadukan pada bangunan Masjid Agung Al Fattah. Salah satunya pada bagian pilar pagar dibuat dari batu besar yang dipahat. Bagian kolong dan tembok pagar juga disusun dari batu besar.
"Pagar terbuat dari batu Majapahitan semua. Dipahat oleh seniman dari Trowulan yang dulunya pusat kerajaan Majapahit," kata Sudarsono,
Kebudayaan Majapahit di bagian dalam masjid juga masih dipertahankan sampai saat ini. Yaitu berupa ukiran pada 4 tiang penyangga bangunan lama. Pada masing-masing soko guru dari kayu jati ini terdapat ukiran yang menurut Sudarno terkait cerita pewayangan.
"Kami tempelkan budaya Majapahit di masjid ini karena kita orang daerah di mana kita berada di Mojokerto yang lekat dengan Majapahit," ujarnya.
Lantai masjid ini menggunakan marmer yang diimpor dari Italia. Setiap marmer mempunyai dimensi 240 x 120 x 2-3 cm. Belum lagi ornamen yang dipasang pada bagian dalam kubah dan dinding masjid.
Untuk mempercantik bangunan masjid ini biayanya mencapai Rp 40 miliar. Dengan rincian, Rp 30 miliar dari anggaran hibah Pemerintah Kota Mojokerto, Rp 2 miliar dari Pemerintah Provinsi Jatim dan sisanya merupakan sumbangan dari masyarakat.
Dngan kemegahannya saat ini, Masjid Agung Al Fattah mampu menampung 5.500 jemaah. Masjid ini diharapkan menjadi destinasi wisata religi di Kota Mojokerto.