Indahnya Bunga Edelweis Budidaya di Kaki Gunung Rante Banyuwangi
Tidak semua orang bisa melihat langsung bunga edelweis. Sebab, bunga yang juga memiliki sebutan bunga abadi ini biasanya hanya tumbuh di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (MDPL) atau di sekitar puncak gunung. Di Banyuwangi, bunga ini bisa dibudidaya di tempat yang lebih rendah. Yakni di sekitar kaki gunung Rante.
Budidaya ini telah dilakukan sejak akhir 2019 lalu, tepatnya setelah peristiwa kebakaran yang melanda Gunung Ijen dan sekitarnya. Tempat budidaya bunga ini di wilayah KPH Perhutani Banyuwangi Barat, tepatnya di kaki gunung Rante. Pembudidayanya, Bambang Heri Purwanto, warga Desa/Kecamatan Licin, Banyuwangi.
“Kita punya PKS (Perjanjian Kerja Sama) dengan Perhutani, kita budidayakan di wilayah Perhutani,” jelasnya, Rabu, 2 Agustus 2023.
Heri merupakan seorang pensiunan pegawai petugas Pos Pengamatan Gunung Api, termasuk Gunung Ijen. Sejak pertama bertugas pada tahun 1985 Heri beberapa kali datang ke berbagai gunung api. Pada ketinggian tertentu yakni di atas 2.000 MDPL dia menemukan jenis bunga edelweis. “Ternyata di sekitar Ijen juga banyak,” jelasnya.
Begitu memasuki masa purna tugas, dia pun mulai mengumpulkan benih bunga edelweiss yang ada di sekitar kaki Gunung Rante. Lokasi kaki Gunung Rante ini berdekatan dengan lereng Gunung Ijen. Ketinggiannya di atas 1.800 MDPL, atau mendekati 2.000 MDPL.
Pohon bunga edelweis muda ini kemudian ditanam di satu tempat di kaki Gunung Rante. Ini dilakukannya saat kawasan tersebut menyisakan arang akibat kebakaran hutan. Arealnya sekitar seperempat hektar. Ternyata, pohon bunga edelweiss yang ditanam itu tumbuh subur.
“Pada bulan Agustus hingga September sudah mulai berbunga, pada bulan Oktober bunga edelweiss mekar sempurna,” terangnya.
Dia menyebut, ada banyak jenis bunga edelweis. Ada yang putih juga kuning. Di gunung Gede, menurutnya ada yang berwarna ungu. Namun rata-rata yang banyak ditemukan berwarna putih. “Di sekitar Ijen kebanyakan putih, saya pernah menemui kuning tapi mati,” katanya.
Keberadaan bunga edelweiss di tempat ini cukup menarik minat wisatawan. Pengunjung hanya boleh melihat atau berfoto saja. Meski banyak dikunjungi, namun kata Dia, tidak ada kontribusi dana dari pengunjung. Sehingga dirinya kesulitan dana untuk merawat bunga-bunga tersebut. Saat ini di sekitar lokasi budidaya ini banyak tumbuh rumput dan tanaman liar. “Ke depan akan saya bangun lagi,” ujarnya.
Keberadaan budidaya edelweis di lokasi yang cukup rendah ini memberikan kesempatan bagi wisatawan yang ingin melihat bunga edelweiss tanpa perlu naik ke puncak gunung dengan ketinggian di atas 2.00 MDPL. “Tidak perlu naik ke puncak gunung, cukup di sini,” jelasnya.
Asper Perhutani BKPH Licin, KPH Banyuwangi Barat, Suwadi, menyatakan, keberadaan budidaya bunga edelweiss ini perlu ditata ulang. Karena selama ini memang kurang perawatan. Apalagi saat itu bertepatan dengan adanya pandemi COVID-19
Pengelolaan dan penataan budidaya bunga edelweiss ini, menurutnya harus melihat aspek lingkungan, konservasi, dan juga aspek sosial. Karena bunga ini merupakan salah satu bunga yang langka. “Ini salah satu upaya menjaga tanaman langka agar bisa tetap lestari,” katanya.