In Memoriam KH Basori Alwi, Kiai Legendaris Pejuang Al-Quran (3)
KH Muhammad Basori Alwi, Pendiri Pondok Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di tengah masyarakat, ia dikenal sebagai Ustadz Basori Alwi, karena ketekunannya menjadi Guru (Ustadz) yang mengajarkan ilmu Al-Quran.
Kiai Basori Alwi mengembuskan nafas terakhir pada Senin, 23 Maret 2020, pukul 15.00 WIB. Sebelum mengembuskan nafas terakhir, dalam usia 95 tahum Kiai Basori Alwi mengalami masa kritis dan menjalani perawatan karena sakit jantung.
Menurut KH Luthfi Bashori, seorang putranya, selama ini Kiai Basori Alwi dirawat dr Emiral Muhammad, cucunya sendiri di rumahnya di Kompleks Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) Singosari Malang.
Jenazah almarhum langsung disucikan bakda Maghrib ini. Menurut rencana, sebelum dimakamkan di Kompleks Makam YPIQ Dengkol Singosari, almarhum dishalati terlebih dahulu di Masjid Hizbullah, Singosari, Selasa 24 Maret 2020, sekitar pukul 12.00 WIB, usai Dhuhur.
Selain terjun di dunia pendidikan, Ustadz Basori adalah sosok aktivis organisasi kemasyarakatan yang ulet dan selalu konsen pada dunia dakwah Islamiyah. Tercatat, beliau pernah memegang tampuk kepemimpinan Gerakan Pemuda Ansor (1955-1958).
KHM. Basori Alwi, bisa dibilang, adalah sosok ulama yang komplet. Faseh berceramah dan penulis yang produktif. Beliau banyak menulis buku dan risalah ringkas, baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Karya-karya beliau, antara lain:
1. Mabadi’ Ilm At-Tajwid (Pokok-Pokok Ilmu Tajwid) dilengkapi Kamus “Miftahul Huda” (Panduan Waqaf dan Ibtida’)
2. Madarij Ad-Duruus Al-Arabiyah (Pelajaran Bahasa Arab, 4 Jilid)
3. Dalil-Dalil Hukum Islam (Terjemahan Matan Ghayah Wat Taqrib, 2 Jilid)
4. Al-Ghoroib Fii Ar-Rasm Al-Utsmany (Seputar bacaan dan tulisan asing dalam Mushaf Rasm Utsmany)
5. Ahadiits Fi Fadhailil Qur’an Wa Qurra’ihi (Hadis-hadis tentang keutamaan Al-Qur’an dan para pembacanya)
6. Terjemahan Syari’atullah Al-Khalidah (Karangan Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki)
7. Pedoman Tauhid (Terjemahan Aqidatul Awwam)
8. Pengantar Waraqaat Imam Al-Haramain
9. Membahas kekuasaan (Terjemahan Al-Nasaih al-Diniyah Wa Al-Washaya Al-Imaniyah)
10 Al-Miqat Al-Jawwi Li Hajji Indonesia (Miqat Udara bagi Haji Indonesia)
11. Manasik Haji
12. Pedoman Singkat Imam dan Khotib Jum’at
13. Kumpulan khutbah Jum’at
14. At-Tadlhiyah, Petunjuk singkat tentang qurban
15. At-Tartil Waa Al-Lahn, risalah tentang Tepat dan Salah Baca dalam Al-Qur’an
16. Bina Ucap (Mahraj dan Sifat Huruf)
17. Bina Ucap (Hamzah Washol dan Hamzal Qotho’)
18. Dzikir Ba’da Shalat Jum’at
19. Zakat dan Penggunaannya
20. Hukum Talqin dan Tahlil
21. Tarawih dan Dasar Hukumnya
dan beberapa kitab dan risalah lainnya.
Dari sekian banyak karya ilmiah Ustadz Basori, dapat disimpulkan, bahwa pemikiran beliau amat dinamis dan berwawasan luas, mencakup berbagai bidang kehidupan umat beragama. Dengan berkembangnya dunia tehnologi modern, beliaupun tak ketinggalan zaman. Kiai Basori beserta para santrinya melahirkan rekaman melalui kaset, MP3, VCD dan DVD yang memuat panduan pembelajaran Al-Qur’an, praktek metode pengajaran, teori-teori ilmu tajwid dan sebagainya. Semua produk itu di buat di studio milik pesantren.
Dengan demikian, Ustadz Basori Alwi memang layak menyandang predikat kiai. Keikhlasan, amal ibadah dan perilaku beliau sehari-hari mendukung ke-kiai-annya. Dan jika seorang kiai disyaratkan memiliki kiprah yang kongkret di masyarakat, seperti pesantren atau pengajian-pengajian, Kiai Basori Alwi memiliki semuanya.
Kiai Basori dan pesantrennya, PIQ, telah menjadi salah kiblat yang penting dalam hal tilawah. PIQ menjadi pusat pembinaan para qari dan qariah dari kota dan kabupaten di seluruh Jawa Timur. Tak hanya itu, Kiai Basori, sejak dulu juga menjadi rujukan untuk Qira’ah Bit-Tartil atau membaca Al-Qur’an yang baik dan benar, khususnya di beberapa tempat di Jawa Timur. Baik masyarakat umum, maupun masyarakat pesantren merasa perlu datang kepadanya untuk memintanya mengoreksi (mentashih) bacaan mereka dalam hal fasohah (pengucapan makhraj dan sifat huruf).
Paling tidak, ada tiga pesantren yang mempercayakan para gurunya untuk digembleng bacaan Al-Qur’annya oleh Kiai Basori, yang selanjutnya mereka tularkan kepada para santrinya. Ketiga pesantren itu adalah Pondok Sidogiri (Pasuruan), Ponpes As-Salafiyah Asy-Syafi’iyah Asembagus (Situbondo), dan sebuah pesantren di Lumajang. Selain itu, beliau rutin mengajar masyarakat umum di kota Probolinggo, Leces, Pacet (Mojokerto), Blitar, Sidoarjo, dan Malang.
Sekalipun Kiai Basori telah lanjut usia, kakek 23 cucu ini, hingga kini masih tetap aktif mengajar, baik di dalam maupun di luar pesantren. Rupanya, Kiai Basori Alwi tak pernah bisa melupakan pesan Kiai Muhith Muzadi itu.
Semoga almarhum diterima di Sisi Allah Swt. Amin.