Implementasi Kerahmatan Islam, ya Pelayanan Muhammadiyah
Pelayanan terhadap umat, merupakan bukti kehadiran organisasi Islam yang berdiri sejak sebelum Indonesia merdeka. Muhammadiyah – ‘Aisyiyah, di antaranya, organisasi Islam di Indonesia yang bergerak di banyak sektor, seperti mendirikan sekolah, rumah sakit, pelayanan sosial dan lain sebagainya.
Uniknya, meski organisasi Islam tapi pelayanan yang diberikan melintas tidak hanya bagi kalangan Islam.
"Pelayanan yang diberikan oleh Muhammadiyah – ‘Aisyiyah kepada masyarakat umum secara inklusi merupakan implementasi dari konsep islam rahmatan lil alamin, bahwa kerahmatan Islam tidak hanya bagi umat Islam, tapi ke seluruh seluruh alam," tutur Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini.
Rahmat bagi seluruh alam, kata Noordjannah, harus menjadi pijakan bagi seluruh pelayanan yang diberikan oleh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) termasuk ‘Aisyiyah dan organisasi otonom lainnya. Selain itu, konsep tersebut harus menjadi alasan bagi AUM untuk berkeunggulan dan berkemajuan, serta pijakan dalam berlomba-lomba dalam kebaikan.
Pelayanan yang Inklusi
Noordjannah mendorong pelayanan inklusi bidang pendidikan kanak-kanak, lebih-lebih kepada kelompok lintas iman harus juga berlaku di Jawa. Karena saat ini, praktek tersebut lebih sering terjadi di daerah-daerah luar jawa, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Oleh karena itu, Taman Kanak-Kanak (TK) ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) harus unggul dan maju.
“Kepentingan persyarikatan itu bukan hanya untuk warga Muhammadiyah, apalagi warga ‘Aisyiyah. Tetapi untuk kepentingan warga bangsa tanpa diskriminasi,” ujarmya, dilansir muhammadiyah.or.id, Senin 20 Juni 2022.
Dalam acara Silaturahmi Keluarga Besar Muhammadiyah Pekalongan, ia mengingatkan, kerahmatan bagi seluruh alam dalam gerakan Muhammadiyah bukan hanya dibicarakan secara normatif, melainkan sudah mewujud dalam bentuk konkret.
Muhammadiyah – ‘Aisyiyah abad kedua telah mengusahakan untuk melakukan internasionalisasi, dimana gerakan pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah sudah ada di Australia, Malaysia, Mesir, Lebanon, dan seterusnya.
Pandangan maju yang dimiliki oleh kader-kader pergerakan ‘Aisyiyah, kata Noordjannah, merupakan hasil turunan dari pandangan Islam Berkemajuan yang diletakkan dasarnya oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Siti Walidah. Oleh karena itu, ia berpesan kepada seluruh kader ‘Aisyiyah untuk memiliki karakter berkemajuan.
“Gerakan Islam yang Berkemajuan yakni dasar nilai-nilai Islam menjadi dasar dalam kita menggerakkan dakwah kita”. tuturnya.
Dilihat dari kacamatanya, Islam sama sekali tidak membatas kelompok perempuan dalam urusan amal saleh. Mengerjakan amal saleh bagi perempuan sama porsinya dengan yang dikerjakan oleh kelompok laki-laki. Pengetahuan ini harus didistribusikan ke komunitas-komunitas ‘Aisyiyah sampai ranting, agar mereka semangat dalam melakukan amal saleh.