Implan Payudara Digemari Wanita Asia, Tapi Ingat Bahayanya
IMPLAN payudara ternyata cenderung sangat digemari waniat Asia yang ingin mempercantik diri. Mengapa? Karena rata-rata payudari orang Asia kecil-kecil.
Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik dr Aditya Sastrasupena SpBP-RE kepada kantor berita Antara mengungkapkan, implan payudara menduduki urutan nomor satu untu wanita Asia yang ingin mempercantik diri.
Ia mengatakan, meski prosedur implan payudara aman, namun ada hal yang perlu juga dipertimbangkan. Apa itu? Salah satunya bila tubuh menolak implan.
Sebab, sistem tubuh biasanya tidak gampang menerima barang asing yang masuk ke dalam tubuh kita. Karena itu, benda asing yang dimasukkan lewat transplan maupun inplan pasti akan mengalami proses penolakan.
"Komplikasi lebih tinggi, karena memasukkan benda asing dalam tubuh. Mekanisme tubuh bisa saja menolak implan, sehingga berusaha mengeluarkan implan. Ini tergantung grade-nya, kalau grade 1 tidak terasa apa-apa, kalau grade 4 bisa timbulkan nyeri," tutur dia.
Bila hal ini terjadi, dokter akan mengeluarkan implan agar tubuh bisa beristirahat beberapa saat lalu memasukkan implan baru. Dia mengatakan, implan payudara biasanya masa kadaluwarsa 10-15 tahun. Kala sudah melebihi masa pakai maka warna dan teksturnya akan berubah sehingga perlu diganti.
Selain implan payudara, saat ini terdapat beragam cara untuk membantu memperbaiki bentuk tubuh atau body countouring. Prosedur ini terbagi atas dua metode utama yakni invasif dan non-invasif yang masing-masing memiliki persyaratan.
Metode invasif antara lain berupa liposuction dan pembedahan, di antaranya body lift, breast lift, arm lift dan thigh lift. Sementara modalitas non-invasif berupa cryolipolysis, radiofrequency, suction massage, dan high-frequency focused ultrasound.
"Syarat menjalani body countouring, sangat ditentukan pilihan prosedur yang akan dilakukan. Secara garis besar adalah pasien dalam kondisi sehat, fisik maupun psikis," kata Sastrasupena.
Prosedur ini bisa dilakukan oleh dewasa berusia 20 tahun-an. Kemudian, mengingat setiap orang memiliki kondisi kesehatan dan kebutuhan terapi yang berbeda, pasien perlu melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dulu.
Aditya mengingatkan, setelah pasien menjalani prosedur body countouringmisalnya pembedahan, biasanya ada sejumlah efek yang dia rasakan pada tubuhnya, biasanya bengkak dan memar.
"Jangka waktu bengkak lebih pankang, karena daya operasi lebih luas, ketebalan lebih dalam. Tiap orang memang berbeda. Lalu gaya hidup setelah operasi, misalnya meminum alkohol, bisa memicu bengkak lebih panjang," kata dia. (ant)