Imbas Tol Paspro, Pusat Oleh-oleh di Ketapang Probolinggo Sepi
Keberadaan jalan Tol Pasuruan - Probolinggo (Paspro) ternyata berimbas pada sepinya pembeli di pusat oleh-oleh di jalur Pantai Utara (Pantura) Kota Probolinggo. Bahkan saat libur lebaran, puluhan kios yang menjual aneka makanan seperti, tape, kerupuk, rengginang, hingga makanan ringan (snack) itu terlihat lengang.
Pada tahun 1990-an, pusat oleh-oleh ini pernah berjaya. Setiap hari kios-kios di pusat oleh itu diserbu pembeli.
Bahkan di saat lebaran, lalu lintas di depan jalan nasional Probolinggo - Pasuruan itu selalu macet. Kemacetan itu dipicu banyaknya kendaraan yang diparkir di sepanjang jalan karena pemiliknya berbelanja di pusat oleh-oleh.
Namun sejak sekitar lima tahun terakhir, pusat oleh-oleh itu sering lengang alias sepi pembeli. Hal ini diduga karena keberadaan Tol Paspro di belahan selatan Kota Probolinggo membuat pusat oleh-oleh tersisih.
"Dulu kalau mau bepergian ke arah timur, saya beli oleh-oleh di Ketapang, Probolinggo. Banyak pilihan dan murah meriah," kata Sugeng, warga Surabaya.
Tetapi sejak ada Tol Paspro, bus-bus dari Terminal Bayuangga menuju Surabaya langsung masuk tol. "Sehingga saya kesulitan beli tape Bondowoso kesukaan kekuarga di pusat oleh-oleh tersebut," tambah Sugeng.
Hal senada diungkapkan Arista, warga asal Lumajang yang tinggal di Sidoarjo. "Saya biasa mampir di pusat oleh-oleh Ketapang. Sekarang kondisinya sepi, bahkan saat lebaran," katanya.
Fenomena tersebut dibenarkan Zainul Faruk, mantan Lurah Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Dikatakan semakin berkurangnya pembeli di sentra oleh-oleh tersebut tidak terlepas dari imbas beroperasinya Tol Paspro. "Tol Paspro memang berdampak terhadap pusat oleh-oleh," katanya.
Sementara itu, Listianingsih, pedagang di pusat oleh-oleh Kota Probolinggo mengaku, saat lebaran memang sepi pembeli. Beda dengan sebelum ada jalan tol. "Memang tetap ada pembeli yang datang meski tidak seramai dulu. Bahkan saat lebaran juga sepi," katanya.
Namun Listianingsih mengaku, tetap bersyukur masih bisa berjualan agar dapurnya tetap mengepul. "Saya optimis, suatu ketika pusat oleh-oleh ini akan ramai kembali," katanya.
Advertisement