Imbas Banjir di Tanggulangin Sidoarjo, Siswa Sekolah Daring
Imbas banjir yang terjadi di Kecamatan Tanggulangin, Siswa SMP Negeri 2 Tanggulangin terpaksa harus belajar secara online (daring). Pasalnya, banjir yang sudah melanda empat desa di kecamatan tersebut hingga hari ini belum surut.
Ada empat desa di Kecamatan Tanggulangin yang terdampak banjir, yakni Desa Kedungbanteng, Desa Banjarpanji, Desa Banjarasri dan Desa Kalidawir. Empat desa tersebut sudah masuk dalam kategori darurat bencana oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Desa Kedungbanteng merupakan desa yang mengalami banjir terparah dibanding lainnya. Desa tersebut terdapat sekolah SMP yang juga terendam banjir sehingga proses belajar mengajar jadi terkendala.
Kepala SMP Negeri 2 Tanggulangin, Sukardi mengatakan, akibat banjir yang menggenangi sekolah seluas 4500 meter persegi itu, kegiatan belajar mengajar siswa terpaksa dilakukan secara daring (online) untuk sementara waktu.
“Sementara waktu ini kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan secara daring karena akses menuju sekolah masih belum bisa dilewati dan sekolah juga masih tergenang air,” ucap Sukardi, Selasa 20 Februari 2024.
Namun beberapa murid kelas sembilan masih diharuskan masuk karena harus mengikuti asesmen bakat dan minat. Sebab, hal tersebut hanya bisa diakses secara langsung dengan fasilitas sekolah.
"Kelas sembilan, karena ada yang dijadwalkan asesmen bakat dan minat masuk hari ini. Jadi yang masuk sekitar 45 murid, ada tiga ruang, setiap ruang isinya 15 orang," imbuhnya.
Menurut Sukardi, belajar daring sendiri menghambat proses siswa dalam menerima pelajaran. Hal itu karena para murid tidak bertemu secara langsung dengan gurunya.
Kendati demikian, ia tetap memutuskan agar ratusan muridnya menerima pelajaran secara virtual. Sebab, akses menuju ke sekolah tersebut hingga sekarang masih terendam banjir. "Kondisi seperti ini terganggu pastinya, karena anak-anak biasanya kalau diskusi dengan guru enak, kalau ada masalah langsung cerita. Kalau daring begini kan terbatas,” terangnya.
Ia berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo memaksimalkan pompa di area sekolah. Supaya para murid bisa segera belajar seperti semula.
Sementara itu, Waka Kurikulum SMPN 2 Tanggulangin, Dwi Supriantoro menjelaskan, tahun ini merupakan banjir tertinggi yang terjadi di sekolah. Ia berencana akan memasukkan semua siswa yang berjumlah 656 ke sekolah menggunakan sepatu boot. “Jika memungkinkan besok sudah masuk namun tentunya dengan menggunakan sepatu boot bagi semua siswa,” ujarnya.
Pihak sekolah selalu membersihkan lantai setiap hari meskipun nantinya air akan naik kembali untuk mengantisipasi penularan penyakit seperti gatal-gatal. "Lantai setiap hari tetap dibersihkan meski air akan naik kembali juga untuk menghindari penyakit gatal-gatal yang kerap menyerang warga sekolah beserta murid," tutupnya.