Iman Bisa Pengaruhi Aspek Diri Manusia, Ini Penjelasan Ustadz Quraish Shihab
"Mereka memilih mengikuti penyihir yang akan mengalahkan Musa."
Pakar Tafsir Al-Quran Al-Misbah, Prof M Quraish Shihab membahas Surah Asy-Syu'ara ayat 29-49:
Pada ayat 29 dijelaskan, sebagai sang penguasa, Raja Firaun tidak memercayai Nabi Musa sebagai utusan Tuhan. Bahkan, ia mengancam akan memenjarakan Musa jika menyembah Tuhan selain dirinya.
Ayat selanjutnya, Nabi Musa menanggapi ancaman dengan bertanya kepada Firaun, apakah itu akan kamu lakukan? Walaupun saya berikan kepadamu bukti yang sangat nyata bahwa aku utusan Tuhan?
Firaun menantang Nabi Musa untuk menunjukkan bukti, seperti diceritakan pada ayat 30.
Pada ayat 32-33 dijelaskan, Nabi Musa menunjukkan kebenarannya sebagai utusan Tuhan.
Pertama, ia menaruh tongkat di tanah yang jadi ular nyata.
Kedua, ia memasukkan tangan ke baju dan saat dikeluarkan, tangannya berubah jadi putih, bersih, dan sangat bercahaya.
Bukannya percaya, pada ayat 34 dijelaskan, Firaun malah berkata kepada orang di sekitarnya bahwa Nabi Musa ialah penyihir.
Pada ayat ke-35, Firaun berkata Nabi Musa akan mengusir kalian dengan sihir.
Firaun bertanya, apa yang kalian anjurkan? Sebagai pemimpin yang terpojok, itu dilakukan untuk membangkitkan nasionalisme agar didukung warga dan terlihat mengutamakan musyawarah.
Kemudian orang-orang sekitar Firaun menjawab, tangguhkan dulu urusan dia (Musa) dan utuslah orang untuk mengumpulkan para penyihir andal untuk mengalahkan Musa, seperti pada ayat 36-37.
Pada ayat 38 dijelaskan, dikumpulkan penyihir-penyihir untuk waktu tertentu.
Pada ayat 39-40, berkumpul orang banyak untuk melihat pertarungan Nabi Musa dan penyihir.
Mereka memilih mengikuti penyihir yang akan mengalahkan Musa.
Namun, sebelumnya para penyihir bertanya kepada Firaun, apakah mereka mendapat imbalan jika menang?
Ini yang membedakan antara logika penyihir dan Nabi. Nabi Musa tak berharap imbalan dalam menjalankan tugas untuk menyebarkan agama Allah.
Pada ayat ke-42 Firaun menjawab iya dan sesungguhnya kamu akan jadi orang-orang dekat saya.
Ayat 43-47 bercerita tentang pertarungan Musa dan penyihir yakni tongkat Nabi Musa yang menjadi ular melahap segala tipu daya dan dusta para penyihir.
Setelah menyadari yang dihadapi bukan sihir, para penyihir bersujud dan menyatakan mereka percaya kepada Tuhan pencipta alam semesta.
Tidak puas atas pertarungan, Firaun pun berkata apakah kamu bisa percaya sebelum aku beri izin?
Sesungguhnya kalian bersekongkol dengan Musa, kamu sekalian akan mengetahui akibatnya, seperti pada ayat 49.
Namun, dengan beraninya penyihir berkata tak masalah.
"Sesungguhnya kami akan kembali pada Tuhan. Kami harap Tuhan mengampuni dosa kami dan kini kami adalah golongan yang memercayai Musa."
Dari sini bisa disimpulkan, yang menyebabkan manusia berubah ialah iman pada hati mereka.
Dalam hadis nabi dikatakan hati manusia ada di antara dua jari Tuhan.
Iman memiliki kekuatan luar biasa dan berbagai hal yang tidak terbayang nalar pun dapat terjadi jika ada kepercayaan dalam hati.
Ini memberi pelajaran iman dapat memengaruhi segala aspek diri manusia. (adi)