Imam Syafi'i dan Gaza, Tempat Al-Quran dan Sunnah Dipelajari
Gaza, di antara kota di Palestina yang belakangan disebut karena perang antara kelompok Hamas dan zionis Israel. Israel melakukan serangan membabi-buta tanpa mengindahkan nilai kemanusiaan, dan cenderung melakukan genosida terhadap warga Palestina di kawasan tersebut.
Di Gaza ternyata mempunyai relasi dengan sejarah umat Islam, khususnya penganut Mazhab Syafi'i dalam fikih, yang di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara merupakan mayoritas.
Berikut catatan penting terkait kehidupan di masa kecil Imam Ibn Idris As-Syafi'i, yang kitab-kitabnya masih dipelajari hingga sekarang, khususnya Kitab Risalah dan Al-Umm. Justru pada masa kecil Imam Syafi'i mengenyam pendidikan Al-Quran dan Sunnah di Gaza, yang menjadi sasaran zionis Israel itu.
Inilah tempat Imam As-Syafi'i tinggal hingga berusia 2 tahun di Gaza. Putrinya kemudian dikebumikan di sini ketika dia kembali ke Shaam. Secara historis tempat di mana Al-Quran dan Sunnah dipelajari.
Perjalanan Gaza ke Makkah
Ketika ayah Imam As-Syafi'i meninggal, ia masih kecil sehingga ibunya menempuh perjalanan jauh-jauh dari Gaza ke Makkah sehingga ia bisa menjadi ulama agama. Dia hidup dalam kemiskinan ekstrem namun dia hafal Al-Qur'an pada usia 7 tahun, lebih dari 2000 ahadits pada usia 10 tahun, dan berasal dari para ilmuwan terhebat di dunia saat masih muda. Semua ini disebabkan ibunya yang membesarkannya sendirian dalam kemiskinan dan kelaparan hanya mengharapkan anaknya menjadi hamba agama Muhammad صلى الله عليه وسلم ini.
Ketika Imam As-Syafi'i mengunjungi Yaman, orang-orang memberikannya begitu banyak kekayaan sehingga bisa bertahan bertahun-tahun, namun ia memberikan semuanya dalam amal. Ketika kembali ke rumah, ia memberi tahu ibunya tentang uang itu dan ia berkata, "Wallahi, seandainya engkau membawa kembali satu dirham pun, aku tidak akan mengizinkan engkau masuk ke rumahku! "
Saat Imam membutuhkan, ia akan mengirimkan seorang murid kepada Lady Nafisah, cicit Rasūlallāh صلى الله عليه وسلم agar ia bisa berdoa untuknya. Murid tidak akan kembali ke imam kecuali dia akan sembuh.
Beliau terkenal menulis, 'Wahai Keluarga Rasulullah, cinta kalian telah dijadikan kewajiban oleh Allah dalam Al-Qur'an.
Semoga Allah mengasihi saudara-saudara kita di Gaza demi Kebesaran Al-Qur'an, Cahaya Sunnah, dan perlindungan 'ulema, awliya dan orang-orang saleh umat ini.
Demikian catatan Mohammed Aslam. Semoga bermanfaat.
Advertisement