Imam Nawawi Penganut Akidah Asy'ariyah Tulen, Penjelasan Ulama
Sebenarnya fakta bahwa Imam Nawawi adalah seorang Asy'ari adalah pengetahuan umum. Berbagai penjelasan beliau tentang akidah adalah penjelasan yang sesuai dengan mazhab Ahlusunnah wal Jama'ah al-Asy'ariyah.
Saya menulis ini hanya untuk mereka yang tidak sempat membaca secara utuh pemikiran imam besar ini, untuk pelajar serba instan yang ingin mendapat kutipan singkat yang membuktikan bahwa beliau seorang Asy'ari tanpa bersusah payah membaca panjang lebar dan untuk mereka yang kekurangan tokoh rujukan hingga Imam Nawawi pun diklaim seakidah dengan mereka padahal akidah an-Nawawi secara frontal menentang mereka.
Imam Nawawi berkata tentang tiga orang pembela mazhab Hadis dan sunnah yang hidup semasa sebagai berikut:
وكان الأستاذ أحد الثلاثة الذين اجتمعوا فى عصر واحد على نصر مذهب الحديث والسنة فى المسائل الكلامية، القائمين بنصرة مذهب الشيخ أبى الحسن الأشعرى، وهم الأستاذ أبو إسحاق الإسفراينى، والقاضى أبو بكر الباقلانى، والإمام أبو بكر بن فورك
"Ustadz Abu Ishaq adalah salah satu dari tiga orang yang berkumpul dalam satu masa untuk menolong mazhab hadis dan sunnah dalam masalah-masalah kalamiyah, yang aktif menolong mazhab Syaikh Abul Hasan al-Asy'ari, yaitu: Ustadz Abu Ishaq al-Isfirayini, Qadli Abu Bakr al-Baqillani dan Imam Abu Bakr Ibnu Furak" (An-Nawawi, Tahdzib al-Asma' wal-Lughat, II, 170)
Mazhab Utama
Fokus pada kalimat menolong mazhab hadis dan sunnah yang diterangkan kemudian sebagai mazhab Syaikh Abul Hasan al-Asy'ari. Ketiga imam yang disebutkan adalah para imam Madrasah Asy'ariyah yang sangat terkenal.
Kemudian, ia berkata tentang akidah "para imam kita" yang berarti imamnya beliau sendiri dan imam kita semua dari kalangan mutakallimin, dalam persoalan rukyatullah sebagai berikut:
وَقَدْ قَرَّرَ أَئِمَّتُنَا الْمُتَكَلِّمُونَ ذَلِكَ بِدَلَائِلِهِ الْجَلِيَّةِ وَلَا يَلْزَمُ مِنْ رُؤْيَةِ اللَّهِ تَعَالَى إِثْبَاتُ جِهَةٍ تَعَالَى عَنْ ذَلِكَ بَلْ يَرَاهُ الْمُؤْمِنُونَ لَا فِي جِهَةٍ كَمَا يَعْلَمُونَهُ لَا فِي جِهَةٍ
"Para imam kita yang ahli kalam telah menetapkan hal itu (konsep rukyatullah tanpa kaifiyah) dengan dalil-dalilnya yang jelas. Dan, melihat Allah tidak mengharuskan penetapan arah, Allah maha suci dari hal tersebut, akan tetapi kaum mukmin melihat Allah tanpa arah sebagaimana mereka mengetahuinya tanpa arah." (an-Nawawi, Syarh an-Nawawi 'ala Muslim, III, 16)
Rukyatullah tanpa kaifiyah dan tanpa arah jelas merupakan ajaran para Imam Asy'ariyyah yang beliau sebut sebagai para imam kita yang ahli kalam (mutakallimin). Ini adalah bukti bahwa an-Nawawi mempunyai imam dalam hal ilmu kalam, yang tak lain adalah ilmu kalam Asy'ariyah. Di tempat lain, ia berkata serupa itu sebagai berikut:
وَقَدْ قَرَّرَ أَئِمَّتُنَا مِنَ الْمُتَكَلِّمِينَ ذَلِكَ أَحْسَنَ تَقْرِيرٍ بِدَلَائِلِهِمُ الْقَطْعِيَّةِ السَّمْعِيَّةِ وَالْعَقْلِيَّةِ
"Para imam kita dari kalangan mutakallimin telah menetapkan hal itu (keberadaan takdir) dengan dalil-dalil yang pasti, yang bersifat nukilan dan yang rasional." ((an-Nawawi, Syarh an-Nawawi 'ala Muslim, I, 155)
Fokus pada kata "para imam kita dari kalangan mutakallimin" dan penggunaan dalil rasional yang digunakan. Ini membuktikan bahwa akidah beliau memakai dalil-dalil rasional di samping dalil nukilan, dan ini adalah ajaran madrasah Asy'ariyah sehingga madrasah ini tidak lekang oleh waktu.
Tidak perlu kaget ketika Imam Nawawi mendukung ilmu kalam sebab bagi beliau ilmu kalam adalah ilmu tauhid itu sendiri. Ia berkata:
وَأَمَّا التَّوْحِيدُ فَلَهُ كُتُبٌ مُسْتَقِلَّةٌ وَهُوَ عِلْمُ الْكَلَامِ
"Ada pun tauhid, maka ia mempunyai kitab-kitab tersendiri, yaitu ilmu kalam" (an-Nawawi, al-Majmu', I, 80)
Bila masih kurang jelas tentang siapa yang disebut imam oleh beliau, silakan simak pernyataannya berikut:
ومن المشهودين بكثرة التصنيف أمامنا الامام ابو عبد الله محمد بن إدريس الشافعي والإمام أبو الحسن الأشعري رضي الله تعالى عنهما
بستان العارفين للنووي: ٧٩
"Yang disaksikan banyak karangannya adalah imam kita; Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i dan Imam Abul Hasan al-Asy'ari, semoga Allah meridhai keduanya". (an-Nawawi, Bustan al-Arifin, I, 79)
Dalam pujiannya terhadap ulama yang banyak karangannya, Imam Nawawi menyebut dua contoh kongkrit yang sama-sama menjadi pendiri mazhab, satu adalah mazhab fikih dan satunya lagi adalah mazhab akidah, yakni Imam Syafi'i dan Imam Asy'ari. Ini juga bukti bahwa dalam hal fikih beliau seorang Syafi'i dan dalam hal akidah seorang Asy'ari.
Sedikit nukilan ini sudah cukup bagi mereka yang objektif. Bila ingin menyeluruh, dapat dilihat ajaran-ajaran an-Nawawi tentang akidah yang semuanya cocok dengan Asy'ariyah. Bahkan adz-Dzahabi yang non-Asy'ari pun menyebut an-Nawawi sebagai orang yang terkenal sangat Asy'ari, sebagai berikut:
والنووي رجل أشعري العقيدة معروف بذلك، يبدع من خالفه ويبالغ في التغليظ عليه
"an-Nawawi adalah seorang lelaki yang berakidah Asy'ari dan dikenal dengan hal itu. Ia membid'ahkan orang yang menentangnya dan berlebihan dalam memvonis berat atasnya." (adz-Dzahabi, Tarikh al-Islam, XV, 332)
Semoga bermanfaat. (Abdul Wahab Ahmad, dosen Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq, Jember)
sumber: dakwah via akun fb Abdul Wahab Ahmad