Ilmuwan Cangkok Ginjal Babi ke Manusia, Ini Hasilnya
Ilmuwan dari NYU Langone New York membuat terobosan baru. Mereka mencoba memasang ginjal babi pada manusia. Hasilnya, ginjal dikabarkan berfungsi normal, menyaring racun dan memproduksi urin. Tak ada tanda-tanda penolakan muncul dari tubuh manusia dalam percobaan tersebut.
Uji Coba Pada Manusia
Hasil ini didapat dari uji coba dengan manusia. Awalnya, ilmuwan NYU menerima pasien yang berkeinginan mendonorkan organ tubuhnya setelah meninggal. Namun, organ tubuh perempuan itu tak memenuhi syarat untuk donasi dengan cara tradisional.
Akhirnya dengan persetujuan keluarga, para peneliti memasang ventilator pada jasad perempuan yang sudah meninggal itu. Mereka lantas memasang ginjal babi pada bagian luar tubuh selama dua hari. Hasilnya, ginjal berfungsi normal dengan menyaring racun dan memproduksi urin.
"Ginjal berfungsi sangat normal," kata Robert Montgomery, pimpinan tim operasi NYU, dilansir dari npr.org, Rabu 20 Oktober 2021.
Langkah Besar
Hasil percobaan itu, menurut Andrew Adams dari Universitas Minnesota sebagai langkah yang sangat penting. "Ini akan meyakinkan pasien, peneliti, dan pembuat aturan bahwa kita bergerak ke arah yang benar," katanya.
Percobaan Menggunakan Babi
Babi dipilih sebagai hewan percobaan dengan sejumlah kelebihan dibanding monyet atau kera. Sebab babi secara umum juga diternak dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Sehingga menggunakan babi sebagai kelinci percobaan, akan meminimalisir munculnya masalah etik.
Selain itu, babi juga memiliki periode kehamilan yang pendek serta ukuran organ yang sebanding dengan manusia.
Sebelumnya, katup jantung babi juga telah berhasil digunakan pada manusia. Pengencer darah heparin juga berasal dari usus babi. Kulit babi juga telah dicangkok untuk perawatan pada luka bakar dan ahli bedah China telah menggunakan kornea babi untuk memulihkan penglihatan manusia. (Npr)