Ilmu dan Iman itu Beragam Bedanya. Begini Kata Prof Quraish
Prof M Quraish Shihab mengingatkan, manusia dianugerahi Allah SWT dengan ragam potensi hingga dianggap patut dan dijadikan oleh-Nya sebagai khalifah di bumi. Namun seringkali, rahmat dan kasih sayang yang diberikan Tuhan itu justru membuat manusia abai untuk memanjatkan rasa syukur.
"Manusia dikaruniai potensi berupa daya fisik, daya pikir, daya hidup, yakni yang memberikan rasa semangat untuk menghadapi tantangan, serta daya kalbu; perasaan," tutur penulis Tafsir Al-Quran Al-Misbah.
Segenap potensi yang diterima mesti diasah hingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di masing-masing wilayahnya. Mengasah potensi fisik akan melahirkan keterampilan dan kekuatan tubuh, mengasah daya pikir akan menghadirkan ilmu dan teknologi, sementara mengasah daya kalbu, kata Quraish Shihab, akan membuahkan iman yang kuat dan akhlak yang baik.
"Karena Allah SWT akan menganugerahi kemampuan dari sebagian kemampuan. Mengasah daya kalbu akan menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik," kata dia.
Hikmah terkait pentingnya mengasah daya kalbu dalam memperkuat keimanan manusia bisa disarikan dari kisah pemindahan singgasana Ratu Balqis dari Saba, Yaman menuju kerajaan Nabi Sulaiman di Palestina hanya dalam waktu sekejap saja. Hal itu ditunjukkan dalam QS. An-Naml: 40 yang menceritakan kemampuan seseorang yang dapat melakukannya jauh lebih cepat dibanding tawaran Ifrit yang berasal dari golongan jin.
"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip."
Ialah seseorang yang telah memiliki ilmu pengetahuan dari kitab suci yang telah mampu mengasah daya kalbunya menjadi kekuatan luar biasa. Ilmu memberikan proses dan reaksi di wilayah akal, sementara kalbu dan iman memberikan dampak ketenangan dan keajaiban di dalam hati.
"Ilmu mempercepat seseorang sampai ke tujuan, sementara iman; menetapkan apa tujuan seseorang. Ilmu juga yang menyesuaikan seseorang dengan lingkungannya, tapi hanya iman yang mampu menyesuaikannya dengan jati diri," kata Quraish Shihab.
"Ada banyak perbedaan ilmu dan iman. Ilmu mudah diubah, sementara iman; tidak," kata Quraish Shihab.
Perbedaan berikutnya adalah ilmu cenderung melahirkan kegelisahan sementara keimanan akan menghadirkan ketenangan. Seseorang yang mengetahui sesuatu akan lebih gelisah dibanding orang yang di hatinya percaya bahwa apa yang terjadi tidak akan memberikan dampak apa-apa tanpa adanya izin dari Allah SWT.
"Ilmu hiasan lahir, sedangkan iman hiasan batin. Ilmu bisa menyelamatkan seseorang dari bencana duniawi, sementara iman menyelamatkan orang di akhirat," lanjut Quraish.
Baik ilmu dan iman keduanya akan menghadirkan dampak yang baik bagi kebutuhan hidup manusia. Hanya saja iman akan melangsungkan manfaat secara lebih mendalam dan abadi.
"Ilmu mempercepat seseorang sampai ke tujuan, sementara iman; menetapkan apa tujuan seseorang. Ilmu juga yang menyesuaikan seseorang dengan lingkungannya, tapi hanya iman yang mampu menyesuaikannya dengan jati diri," kata Quraish Shihab.
Kemampuan seseorang yang telah memindahkan singgasana Balqis dalam sekedipan mata itu menunjukkan kekuatan kalbu bisa melahirkan hal-hal di luar nalar daya ilmu. Begitu juga, kekuatan kalbu dan iman akan membuat seseorang mengembalikan semua daya kekuatan itu hanya bersumber dari kekuasaan Allah SWT. Mengenai ini, tampak jelas dalam ungkapan syukur Nabi Sulaiman yang terekam dalam lanjutan QS. An-Naml ayat 40:
"Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (adi)