Anwar Abbas: Ilmu Agama dan Ilmu Umum Jangan Didikotomi
Ajaran Islam, dalam pandangan tokoh Muhammadiyah Anwar Abbas, sangat sarat dengan nilai-nilai ekonomi. Dalam pandangannya, nilai-nilai ekonomi yang diajarkan oleh Al Qur’an tidak ada tanding.
Ia menjelaskan, tokoh seperti Adam Smith dan Karl Mark dalam mendudukan teori-teori ekonomi tidak bisa bertahan sepanjang masa. Rata-rata teori mereka bisa dipatahkan dalam kurun waktu 50 tahun.
“Hari ini saya lihat ada orang yang menggugat Al Qur’an, tetapi ketika dibantah gugatannya itu mereka tidak mampu mempertahankan argumen-arugmen. Jadi kesimpulan saya itu firman-firman Allah tidak akan terbantah sampai akhir zaman,” tutur Anwar Abbas, dalam keterangan Kamis, 18 Februari 2021.
Karenanya, ia meminta supaya yang dijadikan ontologi dalam pendidikan Islam Berkemajuan bukan hanya alam semesta, tapi juga Firman Allah dan Sabda Rasul.
Menurutnya, ini yang membedakan sistem pendidikan Islam dengan Barat, karena ontologi pendidikan Barat hanya alam semesta.
“Kalau kita yang menjadi objek penelitian bukan hanya alam semesta, tapi juga Al Qur’an dan Assunnah,” kata Anwar Abbas.
Maka dalam menemukan kebenaran dalam pendidikan Islam menurut Abbas bisa dilakukan melalui metode induktif dan deduktif, sekaligus secara simultan. Metode ini diharapkan mampu menemukan kebenaran baik yang didapat dari firman atau wahyu, dan dari alam semesta.
Di sisi lain ini juga dimaksudkan dalam pendidikan Islam tidak ada lagi dikotomi antara ilmu agama dengan ilmu umum. Sehingga ilmu yang dihasilkan dari pendidikan Islam Berkemajuan bukan hanya berguna di dunia, tapi juga di akhirat.
Melalui integrasi antara ilmu agama dan umum, Ketua PP Muhammadiyah bidang ekonomi ini berharap bisa menghantarkan masyarakat muslim menjadi umat yang kuat, maju, berkeadilan dan beradab.
“Kita harus yakin bahwa pendidikan Islam adalah sebuah pendidikan pilihan, bukan alternatif,” tuturnya.