Ilmu Adalah Rezeki, Wajib Diamalkan
Ilmu adalah rezeki yang dikaruniakan Allah SWT kita, berapa pun banyaknya. Kalangan ulama mengingatkan, karena rezeki sehingga ilmu wajib diamalkan.
Ustadz Ma'ruf Khozin, juru dakwah dari Surabaya, mengisahkan dirinya dalam menuntut ilmu di bawah bimbingan ayahandanya di pesantren.
"Dari dulu saya bukan orang yang memiliki IQ / kecerdasan tinggi. Saat ngaji kepada Abah saya tak kunjung mengerti. Akhirnya Abah menyuruh Pak Masturi mengajar ilmu Nahwu dan Sharaf (gramatika Arab) setiap malam di ruang tamu rumah Abah. Itupun saya masih belum paham dan hapal dengan baik," tuturnya.
"Buktinya adalah Pak Syafiimayan (Ketapang Kalbar) ini yang tahu masa kecil saya, yang menemani kursus tiap malam, tahun 1992-1993, hampir 30 tahun yang lalu bersama adik bungsu, Gazali Khozin. Jika hari ini sedikit mengerti tentang ilmu tersebut karena Allah telah membukakan tabir kebodohan itu.
Makanya saya baru sadar diantara guru-guru kami ada yang berdoa:
اللَّهُمَّ افْتَحْ قُلُوْبَنَا فُتُوْحَ الْعَارِفِيْنَ
Ya Allah bukakanlah hati kami (untuk menerima ilmu) seperti dibukanya orang-orang yang mengenal Allah.
Ulama Dan Dokter
Alhamdulillah di negeri kita ada banyak ulama dan kyai yang ahli di bidang agama dan dokter yang ahli di bidang medis, seperti pesan Imam kita, Asy-Syafi'i:
َلَا تَسْكُنَنَّ بَلَدًا لَا يَكُوْنُ فِيْهِ عَالِمٌ يُفْتِيكَ عَن دِينِك، وَلَا طَبِيبٌ يُنْبِئُكَ عَنْ أَمْرِ بَدَنِك
“Janganlah kau bertempat tinggal di suatu negeri yang tidak ada seorang ulama yang bisa memberikan fatwa dalam masalah agamamu, dan juga tidak ada dokter yang memberitahu tentang (kesehatan) tubuhmu.” [Adab Asy-Syafi’i wa Manaqibuhu, 244]