Ilhan Omar dan Rashida Tlaib, Muslimah Pertama di Kongres AS
Ilhan Omar mencatat sejarah baru. Ia berhasil terpilih menjadi senator AS setelah memenangkan pemilihan di Minnesota, Kamis 3 Januari 2019. Agaknya, ini hadiah tahun baru bagi perempuan berhijab pertama yang masuk Kongres AS.
Ia dilantik dengan sumpah menggunakan Al-Quran dari almarhum kakeknya, yang membantu membesarkannya.
Selain Ilhan Omar, adalah Rashida Tlaib. Wakil rakyat asal Negara Bagian Michigan, memegang Al-Quran yang dulu dimiliki mantan Presiden Amerika, Thomas Jefferson, saat dilantik menjadi anggota Kongres.
Kemenangan dua perempuan Muslim sekaligus di Kongres AS mendobrak retorika Trump yang dinilai diskriminatif kepada kaum imigran dan muslim. Tak heran, sosok dua perempuan itu menarik perhatian luas.
"Ini benar-benar kemenangan bagi bocah delapan tahun di kamp pengungsi itu," kata Ilhan Omar.
“Ini penting bagi saya karena banyak orang Amerika berpikir bahwa Islam asing bagi sejarah Amerika,” kata Rashida Tlaib, politisi Partai Demokrat, dikutip ngopibareng.id dari VOA dan kantor berita Detroit Free Press, Jumat 4 Januari 2018.
“Beberapa bapak pendiri bangsa kita (Amerika) tahu lebih banyak soal Islam dibandingkan mereka yang sekarang duduk di Kongres,” lanjutnya.
Biasanya, anggota dewan Amerika disumpah sambil memegang Alkitab. Mereka bersumpah melindungi konstitusi Amerika dari “semua musuh, baik asing maupun dari dalam negeri sendiri.”
Al-Quran milik Jefferson juga pernah digunakan wakil rakyat asal Minnesota, Keith Ellison, saat dia disumpah menjadi anggota Kongres 12 tahun lalu. Dia adalah lelaki Muslim pertama yang menjadi anggota Kongres dalam sejarah Amerika.
Keputusannya tersebut kala itu banyak ditentang oleh sejumlah anggota dewan Kristen konservatif.
Tlaib menyebut alasannya memilih disumpah sambil memegang Al-Quran ‘lebih ke politis daripada alasan agama.
“Saya setuju dengan pemerintahan sekuler. Saya disumpah sambil memegang Al-Quran untuk menunjukkan bahwa warga Amerika beragam dan kita semua cinta keadilan dan kebebasan,” katanya kepada Detroit Free Press.
Menggunakan baju tradisional Palestina
Saat pelantikannya, Tlaib, yang berdarah Palestina, menggunakan gaun tradisional Palestina, thobe, sesuai dengan janji di akun Instagramnya, 14 Desember lalu.
Tlaib menceritakan bahwa thobe bewarna merah yang dikenakannya itu dibuat oleh ibunya, yang pindah ke Amerika dari Tepi Barat saat si ibu masih berusia 20 tahun.
Ilhan Omar si Pengungsi
Ilhan Omar, seorang perempuan imigran kelahiran 1982 di Raas Cabaad, Somalia.
Sejak perang sipil pada 1991, Omar yang saat itu berusia delapan tahun, bersama keluarganya meninggalkan tanah air dan pindah ke pengungsian Mombasa, Kenya, selama empat tahun. Kemudian, mereka mendapatkan status pengungsi di Amerika Serikat pada 1995, yakni saat Omar berusia 12 tahun.
Seperti imigran lain yang berusaha mewujudkan impiannya, Omar berhasil menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan gelar sarjana Ilmu Politik dan Internasional di North Dakota State University. Ia memulai karirnya sebagai seorang Community Nutrition Educator di University of Minnesota.
Saat ini, ia tinggal di Minneapolis, salah satu kota terbesar di Amerika Serikat. Anak bungsu dari tujuh bersaudara ini memegang kuat tekad dalam melawan retorika Donald Trump yang dinilai mendiskriminasi kaum imigran.
Ilhan Omar diketahui pernah menjadi bagian dari anggota legislatif negara bagian. Dikutip dari independen.co.uk, disebutkan, Ilhan Omar menjadi keturunan Somalia pertama yang terpilih pada 2016 lalu.
Ia pun berhasil menang sebagai perempuan Muslim pertama yang menduduki kursi di Distrik Kongres ke-5 Minnesota dengan mengalahkan enam kandidat lainnya.
"Ini benar-benar kemenangan bagi bocah delapan tahun di kamp pengungsi itu," katanya.
Sebagai seorang ibu dari tiga anak yang juga tinggal di Minnesota selama dua dekade, Omar aktif dalam berbagai organisasi pemuda, makanan, hingga ekonomi. Ia juga sempat muncul di sampul majalah Time sebagai bagian dari daftar perempuan yang ikut mengubah dunia pada 2017.
Kongres AS Dikuasai Demokrat
Seiring dengan pelantikan Kongres baru, Kamis 3 Januari, setelah dua tahun Partai Republik mengendalikan Gedung Putih, Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat, kini Partai Demokrat menjadi mayoritas di DPR.
Perubahan itu merupakan hasil dari pemilihan paruh waktu pada bulan November 2018 lalu, ketika Partai Demokrat memperoleh suara besar dengan memperoleh 235 kursi di DPR dengan 435 kursi ketika para anggota baru DPR memulai masa bhakti mereka. Partai Republik memperoleh tambahan dua kursi dari sebelumnya di Senat, dan kini memegang mayoritas 53-47.
Anggota DPR Nancy Pelosi dari California diperkirakan akan terpilih sebagai ketua DPR, mengembalikannya ke posisi yang dipegangnya dari 2007 hingga 2011. Dia adalah satu-satunya perempuan yang pernah menjadi ketua DPR, dan jika terpilih lagi akan menjadi orang pertama dalam lebih dari 60 tahun yang mampu merebut kembali posisi itu setelah partainya kalah dan kemudian memperoleh kembali mayoritas di DPR Amerika.
Kongres baru kali ini adalah yang paling beragam dalam sejarah.
Wajah-wajah baru dalam Kongres ini termasuk Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, perempuan termuda yang terpilih menjadi anggota Kongres.
Selain itu ada juga Rashida Tlaib dari Michigan dan Ilhan Omar dari Minnesota, dua perempuan Muslim pertama yang menjadi anggot DPR Amerika, serta Deb Haaland dari New Mexico dan Sharice Davids dari Kansas, dua wanita pertama dari penduduk asli Amerika (suku Indian) yang berhasil menjadi anggota Kongres. (adi)