Ilhan Omar, Anggota Kongres AS yang Muslim Terus Diserang
Ilhan Omar, anggota Kongres Amerika Serikat yang beragama Islam, mendapat serangan dan ujaran kebencian dari Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC). Kelompok advokasi pro-Israel telah lama mempublikasikan iklan yang menyerang para senator kritis terhadap Israel di Kongres, yang sebagian besar adalah Demokrat progresif.
Kemarin Jeremy Slevin, direktur komunikasi Omar mengecam kelompok itu yang memasang iklan di Facebook dengan menyebut legislator muslim sebagai "tidak ada perbedaan antara Amerika dan Taliban", "Israel dan Hamas" dan "demokrasi dan teroris".
Slevin mengatakan bahasa yang digunakan AIPAC “identik” dengan pesan kebencian terhadap anggota kongres itu. “AIPAC nyawa Ilhan Omar dengan iklan serangan Islamofobia yang berulang-ulang,” katanya.
“Menghubungkan Muslim-Amerika dengan terorisme adalah buku teks Islamofobia dan secara rutin digunakan untuk membungkam pembelaan hak asasi manusia Palestina,” lanjutnya.
Menyusul pernyataan Slevin, Council on American Islamic Relations (CAIR), sebuah organisasi hak-hak sipil yang berbasis di Washington, merilis sebuah pernyataan yang mengutuk AIPAC atas apa yang disebutnya sebagai “kampanye iklan Islamofobia, tidak jujur, dan berbahaya” terhadap Ilhan Omar.
“Upaya AIPAC untuk menyebarkan bahasa Islamofobia yang keji ini kepada pengguna Facebook dapat memicu ancaman kekerasan terhadap Perwakilan Omar dan para pemimpin Muslim Amerika lainnya. Sederhananya, kefanatikan AIPAC membahayakan nyawa Ilhan Omar,” kata Edward Ahmed Mitchell, Wakil Direktur Eksekutif CAIR.
“Facebook harus segera menghapus iklan keji ini dan para pemimpin kongres harus mengutuk AIPAC karena terus menghasut kebencian Islamofobia terhadap Ilhan Omar,” Edward Ahmed Mitchell.
Tetapi protes-protes itu diabaikan oleh AIPAC. Kelompok pro-Israel ini mengulangi pesannya yang menghubungkan Ilhan Omar, seorang Demokrat asal Minnesota, dengan terorisme. Kelompok ini mulai menyerang Ilhan Omar setelah Ilhan bertanya kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken tentang penyelidikan pemerintah AS atas dugaan kejahatan perang di Afghanistan dan wilayah Palestina oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
“Dalam kedua kasus ini, jika ICC tidak dapat atau tidak akan memberi keadilan, ke mana lagi para korban kejahatan itu akan menuntut keadilan?” Demikian pertanyaan Ilhan Omar kepada Menlu Antony Blinken pada sidang kongres, seperti dikutip Al Jazeera. (nis)