Vaksinasi Pelukis Jatim, Peserta Sempat Tak Berani Mandi
Sejumlah pelukis peserta vaksinasi yang berlangsung di Kantor Pemprov Jawa Timur, mengaku sedikit takut dalam menjalani prosedur tahap pertama, Sabtu 13 Maret 2021. Mereka khawatir tak lolos screening kesehatan lantaran tekanan darah yang tinggi akibat stres, dan kurang tidur, hingga takut jarum suntik milik vaksinator.
Salah seorang pelukis, Saiful Muji Maruf mengatakan bahwa dirinya takut ketika menjalani pemeriksaan tensi darah. Sebab, menurutnya, selama ini dirinya tidak menjalani pola tidur yang teratur.
Meski demikian, Saiful akhirnya tetap bisa mengikuti vaksinasi dengan normal. Sebab, tensi darahnya menunjukan 150, dan hal tersebut masih dalam batas yang ditoleransi, untuk menerima vaksin Covid-19 Sinovac.
“Kalau kami berhadapan untuk dites tensi darah itu kan saya seorang yang tidak teratur ya. Jadi kadang-kadang takut kalau tekanannya tinggi,” kata Saiful, ketika usai menerima suntikan vaksin.
Saking cemasnya menjalani vaksinasi, Saiful bahkan tidak berani mandi, usai kehujanan pada Jumat petang. Dirinya takut, jika melakukan hal tersebut, keesokan harinya bakal terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
“Tadi malam saya kehujanan dua kali, terus mau mandi malam biasanya berani saja, tapi karena ini ada vaksin saya langsung tidur saja, gak berani mandi, siapa tahu kedinginan atau apa,” jelasnya.
Tak heran, Saiful terlihat gugup dan diam saja ketika alat untuk mengukur tekanan darah mulai dipasang di lenganya. Bahkan, dia juga terlihat ketakutan saat jarum suntik dipegang vaksinator, hingga tak berani menoleh pada kamera temanya.
“Rasanya lega, karena disuntiknya gak kerasa sama sekali, gampangnya di-cokot semut, lebih sakit dicokot semut (dari pada disuntik), ini kecil sekali jarumnya, dan ya terlewati saja,” ucapnya.
Meski tengah menggunakan masker, ekspresi wajah Saiful tampak lebih sumringah, setelah disuntik. Ketika diantar menuju ruang observasi pun, dirinya terlihat lebih banyak berkomunikasi dengan pelukis lain.
“Nggak ada (ngantuk), nggak ada pengaruhnya sama sekali, saya sudah observasi 15 menit, nggak ada pengaruhnya sama sekali. Kebetulan saya juga praktisi yoga, jadi ya sehat-sehat saja,” ujarnya.
Oleh karena itu, Saiful mengingatkan kepada masyarakat yang masih takut dengan vaksin agar segera menghilangkan perasaan itu. Sebab, menurut dia, vaksinasi ini penting untuk daya tahan tubuh selama pandemi.
Hal tersebut Saiful ungkapkan, lantaran banyak rekan pelukis lain yang menolak ajakannya untuk vaksin. Dia menganggap, jika rekan-rekannya telah termakan hoaks tentang dampak negatif vaksin yang sudah tersebar.
“Masalahnya saya sendiri sebagai koordinator juga hubungi teman-teman banyak yang mengelak. Karena dia sungkan sama saya saja, alasanya ada saja, artinya nolaknya halus, kena berita hoaks,” kata dia, sembari menoleh ke rekan pelukis lain.
Takut Jarum Suntik
Sementara itu, pelukis lain yang juga mengikuti vaksinasi, Ida Fitrijah mengatakan bahwa dirinya sangat takut dengan jarum suntik. Bahkan, ia terpaksa harus tidur lebih cepat untuk menghilangkan kecemasanya itu.
“Persiapanya tidur, dari pada stres, kan saya takut jarum, iya asli, lemes saya lihat jarum. Karena takut itu, untuk netralisir ya kami tidur saja,” kelakar Ida, sambil tertawa bersama rekan-rekanya.
Ketakutanya itu pun, menurut Ida, akhirnya berdampak pada naiknya tekanan darahnya ketika ditensi. Namun, sama seperti Saiful, hal tersebut juga tidak menutup kemungkinanya untuk divaksin.
“Tidur cepat biar gak tensi tinggi, ternyata ya benar agak tinggi, ini tadi tensinya 135, biasanya 110, kan itu rendah, jadi ini bagi saya sudah tinggi, mungkin karena takut tadi,” ucapnya.
Ida mengungkapkan, jika ketakutan itu hanya ada ketika dirinya dihadapkan jarum suntik vaksinator. Setelah itu, ia mengaku tak merasakan efek vaksin Covid-19, setelah menjalani 15 menit observasi.
“Alhamdulillah nggak ada sakit sama sekali ternyata, ini setelah nunggu 15 menit juga nggak ada reaksi, semoga aja nggak ada. Nggak ngantuk atau lapar sama sekali ini,” jelasnya.
Ida kemudian juga bersyukur jika para pelukis menjadi prioritas dalam program vaksinasi. Pasalnya, dirinya akhirnya tidak harus menunggu vaksinasi untuk masyarakat yang belum diketahui kapan dilaksanakan.
Ida pun berpesan kepada masyarakat jika ada program vaksinasi pemerintah untuk kalangan tertentu, untuk segera ikut. Sebab, hal tersebut merupakan fasilitas yang harus dinikmati bersama.
“Ini kan pandemi seluruh dunia, saya harap kalo ada fasilitas seperti ini ya ngikutin saja. Karena ini program pemerintah bagus, karena kita kan bagianya kapan kita nggak tahu, jadi ya kalau ada golongan yang dapat segera ikut,” tutupnya.