Ikon Probolinggo, Populasi Anggur Berkurang
Buah anggur merupakan ikon Kota Probolinggo. Namun sayang, jika dibandingkan mangga, anggur terus menyusut jumlah populasinya. Pemerintah Kota Probolinggo pun mencanangkan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) dan sekolah menanam anggur.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Hadi Zainal Abidin memanen buah anggur di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Selasa, 17 Desember 2019.
"Mulai 2020 setiap OPD dan sekolah menanam anggur di halaman kantornya," ujarnya.
Wali kota yang akrab disapa Habib Hadi ini menilai, masa kejayaan anggur sudah luntur. "Dulu saat saya anak-anak, ada perkebunan anggur milik Haji Prayit. Kebun itu bisa panen puluhan peti anggur untuk dijual setiap hari," tuturnya.
Sepeninggal H Prayit tidak ada lagi perkebunan anggur milik warga berskala besar di Kota Probolinggo.
Hal senada diungkapkan Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Probolinggo, Sudiman didampingi sekretaris dinas, Yoyok Imam S.
"Dinas berusaha membuka kebun anggur percontohan, yang sekarang panen, untuk menunjukkan anggur Probolinggo masih ada," kata Sudiman.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mempunyai dua petak kebun anggur. Lokasinya di belakang kantor dinas yang ditanami 60 batang anggur. Satu petak lagi di Ketapang berisi pohon anggun 400 batang.
Ditanya populasi anggur rakyat, Yoyok mengatakan, per Juni 2019 jumlahnya sebanyak 4.600 batang. "Tapi bukan tanaman perkebunan, melainkan 1-2 batang di halaman warga," katanya.
Sekitar lima tahun silam, populasi anggur sekitar 6.000 batang. "Jadi ada penyusutan jumlah pohon anggur sebanyak 1.400 dalam lima tahun terakhir," kata Yoyok.
Turunnya populasi anggur dipengaruhi beberapa faktor di antaranya, banyaknya pohon anggur yang mati dan tanpa peremajaan.