Ikan Mujair Pembawa Berkah, Begini Ceritanya
Berkah bisa datang dari mana saja. Berkah itu Berasal dari ikan yang terpinggirkan di desa yang banyak tambak.
Ya, Selama ini, ikan mujair memang dipandang sebelah mata. Karena harganya yang murah di desa yang banyak tambak, ikan mujair dibuang-buang saat panen karena harganya murah. seperti di Desa Karanggeng Kabupaten Lamongan.
Hal tersebut justru membawa berkah bagi bagi seorang pelajar dari Lamongan. Meskipun masih muda, dari bisnisnya ini, Arsseliyah mampu mengantongi omset kurang lebih Rp 40 juta perbulan. Tak hanya itu, kiprahnya juga diganjar berbagai penghargaan, salah satunya yang bergengsi yaitu juara 1 bidang Kewirausahaan Sosial, Pemuda Utama Provinsi Jawa Timur 2018.
Dalam sebulan, Arsseliyah rata-rata bisa mengirim setidaknya 500 hingga 2.000 boks serundeng iwak kali ke Malaysia setiap pekan.
"Kalau pegawai kami tergantung pesanan. Bila pas lagi banyak ya bisa lebih dari 10 orang. Tapi pegawai tetap kami ada 4, karena saat ini kami masih sistem make by order," ungkapnya kepada ngopibareng.id, Kamis 8 Agustus 2019.
Dari hasil jerih payahnya itu, Arseliyah pun mampu memberdayakan masyarakat sekitar. Khususnya kaum difabel dan ibu-ibu.
"Memang para ibu-ibu, kaum difabel yang memang nganggur, dan butuh pekerjaan untuk makan dan lain-lain, lebih kami prioritaskan untuk menjadi pegawai," tuturnya.
Di Malaysia, produk olah Serundeng Kali bikinannya dijual seharga RM 12 untuk tiap satu pak atau boks, atau jika dirupiahkan sekitar Rp 36.000. Dia juga mengemas serundengnya dalam dua jenis kemasan berdasarkan beratnya, yaitu 120 gram dan 70 gram.
"Ke depanmau diperluas pasarnya, biar lebih banyak yang diberdayakan," kata Arsseliyah.
Selain terciptanya lapangan pekerjaan. Pemberdayaan masyarkat menjadi penting. Agar masyarakat bisa mandiri, tak selalu menjadi buruh.
"Jadi yang punya tambak sama buruh tambak kan beda. Buruh penghasilannya sedikit, itu kita ajukan program bendung sungai, jadi sungai sebelah tambak disekat untuk penghasilan tambahan buruh, ditanami benih mujahir, nanti hasilnya kami beli dibuat serundeng," ujarnya.
Untuk terus bisa memberdayakan masyarakat secara luas lagi, Arseliyah berharap dukungan pemerintah, setidaknya berperan aktif dalam memberikan wadah semacam inkubasi agar bisnis semacam itu tidak begitu saja tenggelam dan tetap eksis dalam persaingan global.
Disini pemerintah harus turun tangan menjaga bagaimana komoditas unggulan daerah tetep eksis dengan kemampuan e-commerce sekarang yang mampu bersaing di industri global. Agar bisa lebih memberdayakan masyarakat.
Lalu apa impian Arsseliyah selanjutnya?
Pelajar yang telah mendapatkan seabrek penghargaan ini mengaku masih ingin terus mengembangkan usahanya ini agar bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja dan memberdayakan masyarakat. Untuk itu dia akan melakukan ekspansi pemasaran ke Asia Tenggara.
Namun saat ini produknya baru masuk pasar Malaysia dan Singapura.
"Saya ingin produk asli daerah Indonesia ini terpampang di salah satu supermarket ternama di Malaysia dan Singapura, juga masuk negara lainnya" harapnya.