Ihwal Qunut Witir Dimulai Malam 15 atau 16 Ramadhan?
Bagi kalangan masyarakat Muslim di Indonesia secara luas, umumnya pertengahan Ramadhan dalam serangkaian Shalat Tarawih, terdapat Shalat Witir dengan dilengkapi Doa Qunut.
Tentang Doa Qunut itu, dimulai pada malam 15 atau 16 Ramadhan? Berikut penjelasan ulama pesantren berdasar hadits.
Mengenai kesunnahan Qunut Witir pertengahan bulan Ramadhan berdasarkan hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di antaranya:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: " كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ إِلَى آخِرِهِ "
Dari Anas Bin Malik radhiyallahu anhu: Sering kali Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan qunut witir dari pertengahan bulan Ramadhan sampai akhir Ramadhan. (al-Baihaqiy Sunan al-Kubra hadist no: 4307).
عَنْ مُحَمَّدٍ هُوَ ابْنُ سِيرِينَ، عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِهِ " أَنَّ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ أَمَّهُمْ، يَعْنِي فِي رَمَضَانَ، وَكَانَ يَقْنُتُ فِي النِّصْفِ الْأَخِيرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Dari Muhammad bin Sirin, dari sebagian sahabatnya, bahwa Ubay bin Ka’ab mengimami mereka, yakni pada bulan Ramadhan, ia berqunut pada pertengahan terakhir bulan Ramadhan” (Abu Daud dalam Sunannya hadist no: 1428 dan al-Baihaqiy kitab Sunan al-Kubra hadist no: 4299)
عَنِ الْحَارِثِ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ " أَنَّهُ " كَانَ يَقْنُتُ فِي النِّصْفِ الْأَخِيرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Dari Al-Harits, dari ‘Ali radliyallahu ‘anh, bahwa ia berqunut pada pertengahan terakhir dari bulan Ramadhan” (al-Baihaqiy kitab Sunan al-Kubra hadits no: 4301).
Hadits-hadits di atas menyebutkan bahwa Qunut Shalat Witir dimulai pada pertengahan bulan Ramadhan. Dalam riwayat Ibn Abi Syaibah ditegaskan yang di maksud pertengahan bulan Ramadhan adalah malam ke-16:
عَنِ الْحَسَنِ، أَنَّ عُمَرَ، حَيْثُ «أَمَرَ أُبَيًّا أَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ فِي رَمَضَانَ، وَأَمَرَهُ أَنْ يَقْنُتَ بِهِمْ فِي النِّصْفِ الْبَاقِي، لَيْلَةَ سِتَّ عَشْرَةَ» قَالَ: وَكَانَ الْحَسَنُ يَقُولُ: «إِذَا كَانَ إِمَامًا قَنَتَ فِي النِّصْفِ، وَإِذَا لَمْ يَكُنْ إِمَامًا قَنَتَ الشَّهْرَ كُلَّهُ»
Diriwayatkan dari al-Hasan: Sesungguhnya Umar Bin Khatthab memerintahkan Ubay Bin Kaab mengimami para jamaah shalat di bulan Ramadhan untuk melakukan qunut ketika pertengahan tersisa bulan Ramadhan tepatnya malam ke-16. Al-Hasan mengatakan: Apabila Umar Bin Khatthab shalat menjadi imam beliau melakukan qunut pada pertengahan bulan Ramadhan. Bila tidak menjadi imam (shalat sendiri) beliau melakukan qunut sebulan penuh.” (kitab Mushannaf Ibn Abi Syaibah hadist no: 6941).
Imam Abu Daud bertanya kepada Imam Ahmad Bin Hambal:
قال أَبُو دَاوُدَ، قُلْتُ لِأَحْمَدَ: الْقُنُوتُ فِي الْوِتْرِ السَّنَةُ كُلُّهَا؟، قَالَ: «إِنْ شَاءَ» قُلْتُ: فَمَا تَخْتَارُ، قَالَ: «أَمَّا أَنَا فَلَا أَقْنُتُ إِلَّا فِي النِّصْفِ الْبَاقِي إِلَّا أَنْ أُصَلِّيَ خَلْفَ إِمَامٍ يَقْنُتُ فَأَقْنُتُ مَعَهُ» قُلْتُ: إِذَا كَانَ يَقْنُتُ النِّصْفَ الْآخَرِ مَتَى يَبْتَدِئُ؟، قَالَ: «إِذَا مَضَى خَمْسَ عَشْرَةَ لَيْلَةً سَادِسَ عَشْرَةَ»
Abu Daud bertanya kepada Imam Ahmad: Apakah qunut witir dilakukan sepanjang tahun (bulan Ramadhan dan bulan lainnya)? Imam Ahmad menjawab: Terserah yang ia kehendaki. Abu Daud bertanya lagi: Pendapat yang kau pilih bagaimana? Ahmad Bin Hambal menjawab: Adapun pendapat yang aku pilih, aku tak melakukan qunut witir kecuali pada pertengahan bulan Ramadhan yang tersisa dan kecuali aku shalat di belakang imam yang yang melakukan qunut, maka aku mengikuti imam itu untuk qunut. Abu Daud lagi-lagi bertanya: Bila imam ingin melakukan qunut witir pada pertengahan bulan Ramadhan kapan waktu yang ideal ia mulai qunutnya? Ahmad Bin Hambal menjawab: kalau sudah berlalu 15 hari bulan Ramadhan tepatnya malam 16 Ramadhan.” (kitab Qiyamul Lail Wa Qiyam Ramadhan Wal Witr karya Imam Muhammad Bin Nashr al-Marwaziy jilid 1 halaman: 315)
- Taqrirotus sadidah hal. 437 :
مسئلة : متى يجوز صوم الشك أو النصف الأخير من شعبان ؟
يجوز صومهما في ثلاث حالات ؛ ١ ـ إذا كان الصوم واجبا : كقضاء أو كفارة أو نذر ٢ ـ إذا كانت له سنة معتادة { ورد } : كصوم الإثنين والخميس ٣ ـ إذا وصل النصف الثاني بما قبله : بأن صام يوم ١٥ ، فيجوز له أن يصوم اليوم الذي بعده يوم ١٦ ، وإذا صام يوم ١٦ جاز له صوم يوم ١٧ ، وهكذا إلى آخر الشهر ، فإذا أفطر يوما واحدا حرم عليه صوم بقية الشهر
Dengan melihat ibarot tentang separuh kedua / akhir dari bulan sya'ban yang menjelaskan tentang puasa yang diperbolehkan ketika separuh kedua disambung dengan hari sebelumnya (point ke-3) yang menjelaskan bahwa separuh kedua dalam setiap bulan hijriyah dihitung mulai hari ke-16.
Dalam keterangan itu menyatakan diperbolehkan orang yang berpuasa di separuh kedua/akhir dari bulan sya'ban, apabila disambung dengan hari sebelumnya dengan adanya contoh : " Jika seseorang berpuasa pada hari ke-15 sya'ban, maka diperbolehkan baginya puasa pada hari setelahnya yakni hari ke-16, apabila puasa pada hari ke-16 maka boleh berpuasa pada hari ke-17 dan begitu seterusnya (secara berkesinambungan) hingga akhir dari bulan sya'ban. maka jika seseorang berbuka dalam artian tidak berpuasa pada satu hari, maka haram berpuasa pada sisa hari berikutnya."
Berdasarkan penjelasan tersebut menunjukkan bahwa yang dimaksud separuh kedua/akhir dari bulan hijriyah dimulai pada hari ke-16. Jadi untuk menjawab pertanyaan : Separuh akhir dari Ramadlan itu disunnahkan qunut pada rokaat terakhir sholat witir.
#Bagaimana hukum sholatnya orang yang qunut pada sholat witir di malam 15 Ramadlan?
Sebagaimana dimaklumi selain dalam i'tidal pada rokaat kedua sholat subuh, bahwa qunut itu juga disunnahkan pada i'tidal dalam rokaat terakhir dari sholat witir di separuh yang kedua atau separuh yang terakhir di bulan ramadlan.
Jika ada seseorang yang melakukan qunut pada sholat witir di selain separuh yang akhir dari bulan ramadlan atau tidak qunut waktu sholat tersebut pada separuh akhir dari bulan ramadlan maka hukumnya makruh dan orang itu sunnah untuk sujud sahwi, jadi sholatnya tetap sah.
- Taqrirotus sadidah hal. 244 :
قنوت راتبة ، وهو في موضعين ؛ ١ ـ في الاعتدال الثاني من صلاة الفجر ٢ ـ في الاعتدال الأخير لصلاة الوتر في النصف الثاني من رمضان
- Al-bajuri juz 1, hal. 164 :
؛{ و } القنوت { في } آخر الوتر { في النصف الثاني من شهر رمضان } وهو كقنوت الصبح المتقدم في محله ولفظه ، ولا يتعين كلمات القنوت السابقة ، فلو قنت بآية تتضمن دعاء وقصد القنوت حصلت سنة القنوت
؛{ قوله والقنوت في آخر الوتر } أي في اعتدال الركعة الأخيرة منه وقوله : في النصف الثاني ، وفي نسخة في النصف الأخير ، فلو قنت في غير النصف الأخير من رمضان أو تركه في النصف الأخير منه كره ذلك وسجد للسهو.
والله أعلم بالصواب
Semoga bermanfaat.
Advertisement