Idul Fitri-Kenaikan Isa Almasih akan Terulang 200 Tahun Lagi
Hari Raya Idul Fitri 1442 Hjiriah dirayakan seluruh umat muslim Tanah Air, pada hari ini, Kamis 13 Mei 2021. Penetapan hari Lebaran itu sendiri diputuskan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) berdasarkan hasil sidang Isbat penentuan awal Syawal 1442 H.
Hari ini, Kenaikan Isa Almasih juga tengah dirayakan oleh umat Kristiani. Kenaikan Isa Almasih biasanya diperingati pada hari 40 setelah perayaan Paskah. Momen perayaan dua agama pada hari yang sama ini termasuk fenomena langka.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian serupa tercatat pernah terjadi pada tahun 1727 silam dan baru akan terulang lagi pada tahun 2248 atau 200 tahun mendatang. Ketika tahun 2016 lalu, Isra' Mi'raj bertepatan dengan Kenaikan Isa Almasih yang jatuh hari Kamis, akhirnya peringatan Isra' Mi'raj diundur menjadi hari Jumat, 6 Mei 2016 yang sudah memasuki tanggal 28 Rajab 1437 Hijriah.
Hilal Idul Fitri Merode Rukyat dan Hisab
Dalam menentukan hilal (posisi bulan sabit baru) 1 Syawal Idul Fitri, para ahli menggunakan dua metode yaitu rukyat dan hisab. Menurut pemaparan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam lamannya, rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal dengan mata telanjang atau alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam. Sementara itu, hisab adalah metode perhitungan hilal secara matematis dan astronomis.
Kenaikan Isa Almasih Dirayakan 40 Hari setelah Pasakah
Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa LAPAN, Andi Pangerang Hasanuddin melalui laman edukasi sains Lapan, peringatan Kenaikan Isa Almasih atau Yesus Christ Ascension, adalah perayaan yang diperingati 40 hari setelah Paskah Sabtu, atau 39 hari setelah Paskah Minggu atau 41 hari setelah Jumat Agung.
Sehingga, peringatan Kenaikan Isa Almasih ini selalu jatuh pada hari Kamis sesuai dengan ketentuan tersebut. Dengan demikian, penentuan yang paling penting dalam peringatan ini adalah perhitungan Paskah.
Paskah sendiri dalam perhitungannya mengacu pada metode yang dibuat oleh Spencer Jones dalam bukunya yang berjudul General Astronomy pada halaman 73-74 edisi tahun 1922. Ternyata metode Spencer ini kemudian diterbitkan kembali dalam Journal of the British Astronomical Association volume 88 halaman 91 edisi Desember 1977. Andi berkata, metode ini sebelumnya sudah diajukan pada tahun 1876 dan muncul dalam buku berjudul Ecclesiastical Calendar (Kalender Gerejawi/Liturgi).
Purnama liturgi dan purnama astronomis sedikit berbeda. Terkadang, purnama liturgi beriringan dengan purnama astronoms dengan selisih 1-2 hari, namun terkadang berselisih hingga 1 lunasi atau periode sidonis bulan.
Nah, dalam perhitungan peringatan Kenaikan Isa Almasih, maka purnama liturgi yang dijadikan patokan. Pada tahun 2021 ini, Purnama Liturgi terjadi pada Minggu, 28 Maret 2021. Sejak hari itu, memasuki Pekan Palma dan Hari Raya Paskah ditetapkan seminggu setelahnya yakni pada Minggu, 4 April 2021.
Sesuai dengan metode perhitungan yang disebutkan di atas, 39 hari setelah 4 April jatuh pada 13 Mei. Sehingga, peringatan Kenaikan Isa Almasih tahun 2021 jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021 Masehi.