Idul Fitri Kembali Suci, Mengapa Meminta Maaf saat Lebaran
Idul Fitri identik degan bermaaf-maafan, menyampaikan permintaan maaf baik lewat online pun bersilaturahmi dari rumah ke rumah, hingga hahalbihalal. Banyak penjelasan tentang tradisi meminta maaf saat Lebaran. Salah satunya agar manusia bisa kembali suci setelah berpuasa sebulan dan, menahan berbagai hawa nafsu, dan diakhiri dengan memohon maaf atas segala kesalahan di masa lalu.
Dilansir dari laman KUA Umbulharjo, asal mula tradisi meminta maaf saat lebaran erat kaitannya dengan makna Insan atau manusia itu sendiri.
"Manusia, dalam bahasa Al-Qur’an dinamai Insan. Manusia, Insan, mempunyai tiga makna, yang pertama gerak dinamis, yang kedua lupa dan yang ketiga harmonis," dikutip dari laman tersebut, Minggu 1 Mei 2022.
Di sini, konteks harmonis dimaknai dengan kemampuan memaafkan kesalahan orang lain, serta banyak melakukan kegiatan bermanfaat.
"Memang agama membolehkan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi itu tidak menimbulkan kehidupan harmonis," lanjutnya.
Ada yang lebih baik selain meminta kepada Allah untuk membalaskan kesalahan atau kejahatan tersebut, dalam bentuk memohonkan petunjuk atas pelaku kejahatan itu. "Ada yang lebih baik lagi, yaitu memaafkannya. Memaafkan artinya menghapus bekas-bekas luka di hati, tidak lagi mengingatnya," lanjutnya.
Pada Idul Fitri, manusia pun diharapkan kembali suci dengan menjadi insan sebenarnya, dan mewujudkan tiga makna manusia tersebut, salah satunya adalah harmonis.
“Ya Allah, perbaikilah hubungan antara kami, harmoniskanlah hati kami dan jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang bersaudara,” pungkas keterangan di laman KUA Umbulharjo itu.