Idul Fitri dan Ziarah, Pemicu Meledaknya Kasus Covid-19 di Kudus
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito turun langsung kelapangan untuk mengecek kondisi di Kabupaten Kudus. Hasilnya ia mendapati sejumlah temuan penyebab meledaknya kasus Covid-19 di Kudus.
Di antara penyebabnya, menurut Ganip, berkaitan erat dengan tradisi lebaran Idul Fitri yakni wisata religi ziarah dan tradisi kupatan 7 hari pasca-lebaran oleh masyarakat setempat. Tradisi tersebut menimbulkan kerumunan menjadi pemicu terjadinya penularan.
Kondisi itu diperparah oleh rumah sakit yang belum menerapkan secara tegas dan disiplin pada pembagian zonasi merah, kuning dan hijau. Lalu triase pasien Covid-19 dan non- Covid-19 serta keluarga pasien.
Diperparah Keluarga Pasien Mendampingi Langsung
Misalnya, di rumah sakit di Kudus, masih ditemukan keluarga pasien yang mendampingi langsung di ruang perawatan. Dan keluarga pasien masih didapati keluar masuk rumah sakit tanpa dilakukan proses skrining.
Didasari temuan-temuan tersebut, Ketua Satgas Covid-19 telah menginstruksikan Pemerintah Daerah Kudus segera mengkonversi tempat tidur yang ada menjadi tempat tidur pelayanan COVID-19. Bagi pasien gejala sedang dan berat yang akan menjadi prioritas perawatan di rumah sakit.
Soal Isolasi Mandiri
Sementara bagi pasien dengan gejala ringan dihimbau isolasi mandiri di kediaman masing-masing apabila memungkinkan. Atau bisa dirujuk ke ibukota Provinsi Jawa Tengah, Semarang.
Untuk membantu mengatasi situasi di Kudus, TNI menerjunkan 450 personel untuk memantau pelaksanaan 4 fungsi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro tingkat desa/kelurahan di Kudus.
Jadi Pembelajaran Kasus di Daerah Lain
Apa yang terjadi di Kudus ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi daerah-daerah lainnya. Satgas Daerah dapat mengantisipasi tradisi dan budaya di wilayahnya masing-masing. Sehingga dapat segera menentukan penanganan dan kebijakan terbaik, agar kasus tidak meningkat tajam seperti terjadi di Kudus, pesan juru bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmita dalam kanal YouTube Setpres Sabtu 5 Juni 2021.
Satgas pun menghimbau Pemda setempat secara berkala mensosialisasikan data terkini perkembangan penanganan. Agar menumbuhkan kesadaran dan sikap kehati-hatian bagi masyarakat. Pemda juga sebaiknya segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat apabila terjadi kendala dalam penanganan medis. Mengingat tingkat keterisian tempat tidur yang meningkat tajam.
Bagi para gubernur untuk senantiasa memantau kondisi perkembangan pandemi di kabupaten/kota yang ada di wilayahnya. Dan upaya ini akan lebih cepat mengantisipasi dengan penanganan yang baik. "Karena manajemen penanganan yang baik akan meningkatkan angka kesembuhan, dan menurunkan angka kematian," pungkas Wiku.
Kenaikan 30 Kali Lipat di Kudus
Kabupaten Kudus sedang menjadi sorotan publik karena mengalami kenaikan signifikan pada kasus positif Covid-19. Kenaikannya lebih dari 30 kali lipat, yaitu dari 26 kasus menjadi 929 kasus. Kenaikan ini menambahkan jumlah kasus aktif menjadi 1.280 (21,41%) dari total kasus COVID-19. Kasus aktif Kudus angkanya jauh lebih besar dari angka kasus aktif nasional sebesar 5,47%.
Perkembangan terkini di Kudus, juga cukup memprihatinkan. Dimana kondisinya diperparah dengan tenaga kesehatan yang menderita COVID-19 yakni sebanyak 189 orang. Lalu, tingkat keterisian tempat tidur juga meningkat tajam. Dari data per 1 Juni 2021, kondisinya lebih dari 90% tempat tidur yang ada sudah terisi.
"Satgas meminta agar pemerintah daerah dan satgas daerah di Kudus melakukan pembatasan mobilisasi secara maksimal. Agar penularan tidak meluas, dengan senantiasa memantau kondisi masing-masing daerah," pesan Wiku.