Idul Fitri Bupati Irsyad Yusuf Pulang Kampung ke Purwosari
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf merayakan Lebaran di tanah kelahirannya. Orang nomor satu di Kabupaten Pasuruan itu berlebaran bersama ibunda tercinta, Nyai Hj Solichah Yusuf di Purwosari, Rabu 5 Juni 2019. Bupati pun melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Baitul Falah yang berada persis berseberangan dengan kediaman orangtuanya.
Irsyad Yusuf berjalan kaki dari rumahnya sekitar pukul 06.20 WIB. Didampingi sang istri, Lulis Irsyad Yusuf dan ketiga buah hatinya, yakni M Nauval, 19 tahun, Friyan, 15 tahun, dan Adelia, 13 tahun, sama-sama melaksanakan salat Ied dengan khusyuk.
“Alhamdulillah untuk tahun ini bisa kembali berlebaran bersama keluarga. Syukur yang tak terhingga karena Allah SWT memberikan kesehatan dan usia yang barokah, sehingga kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini,” kata Irsyad Yusuf.
Selesai melaksanakan salat Ied, Irsyad Yusuf bergegas menuju kediaman sang ibu untuk 'sungkeman'. Momen tersebut sangat mengharukan, lantaran baik Irsyad dan ibunya sama-sama saling meneteskan air mata. Sementara sang ayah, HM Yusuf telah wafat.
“Ibu adalah pengganti almarhum bapak yang telah wafat ketika saya masih remaja. Sehingga peran ibu jadi bertambah. Untuk itu, adanya beliau saat ini sungguh sangat saya syukuri, karena doa beliau yang selalu saya nantikan,” ujar dia.
Momen Lebaran menjadi waktu yang tepat bagi Irsyad Yusuf untuk menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh karyawan-karyawati Pemkab Pasuruan beserta seluruh masyarakat di 24 kecamatan.
“Apabila terdapat kesalahan, baik yang disengaja maupun tak disengaja. Dengan memohon keikhlasan, saya atas nama pribadi, keluarga dan Pemerintah Kabupaten Pasuruan mengucapkan Taqobbalallhu Minna Wa Minkum, Minal Aidzin wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin,” tuturnya.
Tak hanya itu saja, Irsyad Yusuf berharap agar perayaan Lebaran senantiasa menjadi ajang untuk meningkatkan tali silaturahmi.
“Hari Raya Idul Fitri adalah momen kita fitrah, yakni mensucikan diri dari segala dosa dan khilaf yang telah kita perbuat. Kita lebur dosa kita untuk kemudian kita jadikan sisa umur kita untuk memberikan banyak manfaat kepada orang lain, beribadah dan melaksanakan segala amalan, baik wajib maupun sunnah,” tegasnya. (emil)