Idul Adha 1443 H, Khofifah: Bangkitkan Kesalehan Sosial
Perayaan Hari Raya Idul Adha 1443 H kali ini menjadi momen untuk saling menjaga kehidupan sosial dengan berbagi bersama warga yang kurang mampu. Makna itu kemudian menjadi pesan utama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kepada seluruh masyarakat Jatim.
Perempuan yang kini tengah melaksanakan ibadah haji itu menyampaikan, berkurban merupakan bentuk tanda syukur atas nikmat Allah. "Kurban adalah momentum untuk memperkuat jiwa kemanusiaan dan sifat utama seorang manusia yaitu dengan saling memberi, berbagi, tolong menolong, dan menebar manfaat dari individu kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini wujud kesalehan sosial," ungkap Khofifah di Makkah, melalui rilis yang diterima.
Menurutnya, berkurban di tengah upaya kebangkitan ekonomi dan sektor lainnya usai pandemi virus corona COVID-19 akan memberikan makna berarti bagi semua kalangan masyarakat.
"Pandemi COVID-19 punya pengaruh dahsyat ke berbagai sektor terutama sektor perekonomian. Untuk itu diperlukan kolaborasi dan sinergi berbagai pihak dalam mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi," imbuh mantan Menteri Sosial Republik Indonesia itu.
Lebih lanjut, Khofifah mengungkapkan bahwa dalam setiap peringatan Idul Adha, manusia diperingatkan agar rela berkorban seperti cerita Nabi Ibrahim AS yang diminta untuk mengorbankan putranya sendiri dengan cara menyembelihnya untuk menakar derajat keimanan dan ketakwaan karena pada dasarnya digantikan dengan domba.
“Sikap Nabi Ibrahim tersebut tidak hanya bermakna kepatuhan seorang hamba, namun juga kepasrahan dan keikhlasan dalam menerima ketetapan Allah SWT," tuturnya.
Dalam konteks kekinian, lanjut Khofifah, makna berkorban menjadi sangat luas dan menjadi modal untuk menggapai sesuatu. Karenanya, Ketua Umum PP Muslimat NU itu mengajak semua umat Islam untuk memaknai momentum Idul Adha atau Idul kurban sebagai cerminan perilaku umat yang sesungguhnya.
Yakni pengorbanan dalam segala hal dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lalu, Ikhlas dalam mengorbankan sesuatu untuk mendekatkan diri kepada Allah.
"Seorang pelajar harus mengorbankan waktu untuk belajar agar mendapat nilai yang baik. Seorang pelayan publik, harus mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk melayani masyarakat. Pengorbanan yang sebenarnya harus disertai keikhlasan," pungkasnya.