Agar Tidak Ada Dokter Gugur Karena Corona, Ini Saran IDI Surabaya
Meninggalnya dr Boedhi Harsono pada Senin, 18 Mei 2020 kemarin menambah daftar panjang dokter yang meninggal karena Covid-19 di Surabaya.
Ketua IDI Surabaya DR dr Brahmana Askandar, SpOG(K) mengatakan ada beberapa catatan kepada pemerintah agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi.
"Secara umum pemeriksaan (rapid tes atau swab) harus diperluas dan dipermudah. Tracing yang dilakukan pemerintah kepada keluarga pasien positif covid-19 juga harus diperbaiki. Sehingga kita bisa membedakan dengan pasti mana yang covid mana yang bukan," kata Brahmana, Rabu, 20 Mei 2020.
Lanjut Brahmana, dikala membedakan pasien covid-19 atau tidak saja masih kesulitan, tetapi masyarakat tetap berkumpul, berbaur dengan yang lain, maka penularan akan terus terjadi.
Karena, saat ini ada orang positif tanpa gejala (OTG) banyak berkeliaran dan berpotensi menularkan. "Dokter itu bisa tertular dari mana pun," katanya.
Kata Brahmana, untuk kepentingan dokter dan pasien harus digalakan telemedicine (konsultasi dokter lewat virtual). Menurutnya, hal ini akan memudahkan dokter dan pasien bisa berhubungan dimanapun.
"Dokter itu bisa tertular dari pasien, pengantar pasien atau atau pasien yang OTG. Eksposnya banyak kalau tenaga medis. Artinya, screening, tes harus diperluas," katanya.
Ia menghimbau untuk mempercepat hasil tes swab. Sehingga membedakan yang covid-19 dan tidak supaya lebih cepat dan tegas.
"Tapi kalau tesnya butuh waktu lama dan belum luas, maka masyarakat masih terus bercampur antara yang postif dengan yang tidak," katanya.
Advertisement