IDI Jatim Sebut Data Covid-19 Pemerintah Ada Kejanggalan
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim menyebut bahwa data pasien Covid-19 yang dipublikasikan oleh pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim), terdapat kejanggalan.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, Sutrisno mengatakan, banyak kasus kematian pasien karena Covid-19 yang tidak dicatat dan dilaporkan. Hal tersebut, menurut dia, disebabkan lemahnya testing yang dilakukan pemerintah.
"Yang ada hanya data-data yang tidak jelas, tidak representatif yang ujungnya selalu under reported," kata Sutrisno, kepada media, Jumat, 23 Juli 2021.
Sutrisno mengungkapkan bahwa data yang dipublikasikan tidak layak digunakan sebagai landasan. Sebab, sejumlah daerah di Jatim hanya melaporkan kasus kematian yang relatif kecil perharinya.
"Data yang ada jangan hanya data di meja untuk mengambil keputusan. Sehingga data yang masuk cuma 0 cuma 2, tapi coba lihat kuburan, hampir 20-30 kali lipat dari pada data yang ada di meja," jelasnya.
Menurut Sutrisno, apabila masyarakat dapat mengakses dan mendapatkan data yang sebenarnya, dirinya yakin jika mereka akan terkejut dengan jumlah kematian yang sangat banyak.
"Kalau anda cukup sakti untuk mendapatkan data yang riil, tentu anda akan terkejut untuk mendapatkan data itu, jadi pasti anda akan surprise, anda akan shock bahwa riilnya kematian sungguh sangat banyak," ucapnya.
Oleh karena itu, Sutrisno meminta agar semua pihak berhati-hati dengan data yang selama ini beredar. Sebab, dia menduga, data tersebut bukan merupakan data yang memenuhi kaidah.
"Hati-hati data yang ada tidak memenuhi kaidah data qualified, data yang baik, data yang valid untuk dijadikan referensi para pengambil keputusan, kalau data yang sekarang ini digunakan saya khawatir hasilnya bisa kita lihat sekarang," ujarnya.
Advertisement