Identik dengan Lebaran, Begini Asal-usul Ketupat
Lebaran telah tiba. Umat muslim di seluruh dunia menyambut hari kemenangan dengan bersuka cita. Di antara beragamnya tradisi saat lebaran, satu yang tak boleh terlewat adalah makan ketupat. Biasanya ketupat ini disajikan sebagai sarapan. Ada yang berbahan beras, ada pula yang terbuat dari ketan.
Berbagai lauk-pauk pun dihidangkan sebagai pelengkap. Mulai dari opor ayam, rendang, hingga penganan yang lain. Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah ketupat itu sendiri? Melansir dari berbagai sumber, berikut ulasannya.
Sudah Ada Sejak Dulu dengan Nama Berbeda
Ketupat sudah ada sejak zaman pra Islam dan kental akan budaya animisme. Ketupat memiliki dua bentuk yang sering dijumpai, seperti kepal (lebih umum) dan jajar genjang. Ketupat tersebar di Asia Tenggara dengan nama yang berbeda-beda. Antara lain ‘Kupat’ di daerah Jawa dan Sunda, ‘Tipat’ di Bali, ‘Ketupat’ di Melayu dan Ketumpat.
Hingga saat ini negara tetangga yang masih banyak mengonsumsi ketupat adalah Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Diperkenalkan Sunan Kalijaga
Ketupat dilabeli sebagai penganan khusus lebaran sejak diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Waktu itu Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai sarana dakwah untuk merangkul pemeluk agama Hindu agar masuk islam.
Ketupat dibuat dari ‘janur’ atau sejatine nur. Maksudnya ada cahaya penolak bala. Manusia berada dalam keadaan suci setelah dapat pencerahan cahaya setelah berpuasa di bulan Ramadhan.
Perkiraan hal itu terjadi sekitar abad 1400-an. Akhirnya sejak itu tradisi lebaran dengan makan ketupat menyebar ke penjuru negeri. Salah satunya pada pemerintahan kerajaan Demak yang dipimpin Raden Fatah pada abad 15. Ketupat tetap dilestarikan sebagai sajian khas lebaran.
Miliki Makna Filosofis
Ketupat memiliki makna filosofis yang cukup mendalam. Pertama, sebagai pengakuan kesalahan. Di Jawa dan Sunda, ketupat berasal dari kata ‘Kulo Lepat Ngaku lepat’, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi 'Saya salah dan saya mengakui kesalahan saya'.
Dengan mengaku salah dan meminta maaf, diharapkan persaudaraan bisa terjalin lagi.
Kedua, tercermin makna laku papat dari empat sisi ketupat. Antara lain: lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
1. Lebaran
Sisi ketupat bermakna lebaran dari kata ‘lebar’. Maksudnya pintu ampun dibuka untuk orang lain.
2. Luberan
Sisi kedua ketupat bermakna luberan dari kata ‘luber’. Ini bermakna melimpah atau memberikan kelebihan pada orang yang membutuhkan.
3. Leburan
Berasal dari kata ‘lebur’, yaitu melebur dosa selama satu tahun.
4. Laburan
Berawal dari kata ‘kapur’, menyucikan diri kembali ke fitri yang putih seperti bayi.
Selain itu, dalam ketupat juga terkandung empat macam hawa nafsu manusia. Di antara nya ammarah (mengajak kepada kejelekan, keburukan, dan kejahatan), lawwamah (menyesali, meratapi, dan menyadari perbuatan yang dilakukan), muthmainnah (mengajak kepada kebaikan dan sifat tenang), dan mulhamah (berada pada bimbingan Allah). Diyakini dengan memakan ketupat maka manusia mampu mengendalikan keempat nafsunya.
Disajikan dengan Cara Berbeda di Setiap Daerah
Ketupat yang sudah menyebar ke seluruh nusantara rupanya dihidangkan dengan cara yang berbeda. Di daerah Sumatera Barat terdapat dua jenis ketupat, yakni Kapau dan Sipulut.
1. Ketupat Kapau
Dibuat dari beras ketan yang direbus dengan santan bumbu. Biasanya ketupat ini dimakan dengan lauk rendang dan gulai itik cabe hijau. Sedangkan, Ketupat Sipulut disajikan dengan tapai ketan hitam dan rendang.
2. Ketupat Glabed
Di Tegal, Jawa Tengah. Disajikan dengan kuah kuning kental. Makanan pendampingnya berupa tempe goreng, kerupuk, dan sambal pedas.
3. Ketupat Babanci
Di Jakarta dan merupakan penganan khas Betawi. Ketupat dinikmati bersama gurhnya kuah santan yang dicampur dengan kemiri, bawang merah, cabai, bawang putih, dan rempah-rempah lain.
4. Ketupat Kandangan di Kalimantan Selatan.
Ketupat terasa lezat dengan adanya lauk ikan Haruan goreng atau balado.
5. Ketupas Palas di Medan
Berbeda dengan ketupat lainnya yang terbuat dari janur, ketupat ini beralaskan daun palas. Bahan ketupat pun dipilih dari ketan pilihan. Biasanya dimakan dengan kuah gula merah.
Untuk Tradisi Lain
Selain lebaran, ketupat juga hadir untuk tradisi dan upacara lainnya. Misalnya saja tradisi Sekaten dan Grebeg Maulud. Selain itu Perang Kupat. Ketupat ini diyakini sebagai berkah keselamatan dan penolak bala atau bencana.
Dahulu ketupat juga sering di pasang di tanduk kerbau di daerah tertentu. Tujuannya sebagai wujud rasa syukur atas melimpahnya hasil pertanian. Hingga sekarang tradisi ini masih ada dengan menempatkan ketupat kosong di depan pintu rumah. Dipercaya ketupat ini mampu menolak sial.
Selain itu, zaman dahulu ketupat digunakan masyarakat sebagai makanan pemujaan. Pemujaan ini dialamatkan kepada Dewi Sri, dewi pertanian dan kesuburan.
Advertisement