ICMI Usul Roadmap Bela-Beli Kulonprogo, Apa Reaksi Bupati Hasto?
Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orwil DIY memenuhi janjinya untuk membantu melakukan evaluasi terhadap program Bela-Beli Kulonprogo yang telah dijalankan oleh Bupati Hasto Wardoyo.
Evaluasi program tersebut dilakukan dalam bentuk penelitian selama sekitar dua bulan. Hasil penelitian Tim Peneliti ICMI DIY ini dipresentasikan di hadapan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, Senin 3 Desember.
Presentasi di ruang Dinas Bupati itu dihadiri Asisten Sekda III Djoko Kus Hermanto dan Kepala Bappeda Agus Langgeng Basuki. Dari ICMI hadir Ketua ICMI DIY Herry Zudianto, Ketua Harian Bambang Cipto, dan sejumlah pengurus seperti Achmad Charis Zubair, Andri Makuntara, Wahyudi, Ary Nur Prabowo, Erwan Widyarto dan Khairul Wafa. Presentasi penelitian disampaikan langsung Ketua Tim Peneliti Akhmad Akbar Susamto.
Sebelum Akbar menyampaikan paparannya, Achmad Charis Zubair mewakili ICMI memohonkan izin Herry Zudianto yang harus kembali ke Yogya lebih dulu. "Pesan Pak Ketua, kami dari ICMI menyampaikan terima kasih telah diberi kesempatan untuk ikut memajukan Kulonprogo lewat penelitian ini," ujar Charis.
Selanjutnya, Akbar Susamto mengatakan penelitian "Membangun Kemandirian Ekonomi Daerah, Temuan dan Pelajaran Dari Kulonprogo" dimaksudkan untuk mengevaluasi program Bela-Beli Kulonprogo. Di antaranya program AirKu, batik Gebleg Renteng, Tomira (Toko Milik Rakyat), beras daerah, teh-kopi, gula semut dan Batu Andesit.
"Secara teoritis, kebijakan membangun kemandirian ekonomi melalui program Bela-Beli Kulonprogo merupakan kebijakan yang tepat. Terutama karena didasarkan pada potensi lokal yang merupakan keunggulan komparatif Kulonprogo," tegas Akbar.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGM ini lantas melanjutkan, di antara program yang diluncurkan telah benar-benar sesuai dengan semangat membangun kemandirian ekonomi. "Namun, beberapa yang lain tidak dapat dikatakan sepenuhnya demikian," paparnya.
Hasil penelitian, tambah Akbar, juga memperlihatkan bahwa implementasi program Bela-Beli Kulonprogo berbeda-beda. Beberapa program telah menunjukkan hasil yang baik seperti program AirKu, batik Gebleg Renteng dan beras daerah. Sedangkan beberapa program yang lain masih harus didukung dengan target dan indikator capaian yang lebih jelas.
"Penyebab perbedaan tersebut adalah karena ketiadaan otoritas yang secara eksplisit diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengimplementasikan program Bela-Beli Kulonprogo. Kedua karena tiadanya roadmap (peta jalan) program ini," tandas Akbar.
Akbar lantas menyampaikan usulan dari ICMI DIY yakni agar dibuat roadmap untuk program kemandirian ekonomi ini. Sehingga indikator, target dan hasil dari program Bela-Beli Kulonprogo bisa lebih terukur.
Bupati Hasto Wardoyo mengamini kesimpulan hasil penelitian Tim Peneliti ICMI DIY. Hasto pun mengungkapkan terima kasih telah dibantu melakukan evaluasi terhadap program yang dijalankannya. "Saya sangat senang. Coba kalau saya harus mengundang Tim Evaluasi, berapa saya harus bayar," seloroh bupati yang humoris ini.
Hasto lantas menguraikan bahwa program Bela-Beli Kulonprogo memiliki dua makna. Yang pertama memang makna soal kemandirian. Sedangkan yang kedua makna kesejahteraan. Program tersebut juga dijalankan sebagai sebuah ideologi. Bukan sekadar inovasi atau terobosan ekonomi.
"Denyut spirit ideologi ada di kata Bela. Ada nuansa patriotik di situ. Kalau hanya Beli saja, gak ada makna di lubuk hati. Hanya konsumtif. Di sinilah Bela Beli Kulonprogo itu harus dimulai, di-declare sebagaimana Sumpah Pemuda dulu, baru kemudian diperjuangkan terus hingga Kemerdekaan," urai Hasto mengambil ibarat.
Diakuinya, masih perlu banyak masukan atau perbaikan untuk program Bela-Beli Kulonprogo ini. Termasuk usulan roadmap tadi. "Kami perlu roadmap. Misalnya untuk pengembangan Tomira ataupun roadmap untuk produk khas yang strategis yang bisa masuk Tomira. Bahkan mungkin untuk Malira, mall untuk rakyat," sambung dokter spesialis kandungan ini.
Hasto lantas menegaskan sepakat untuk membentuk Tim Penyusun Roadmap. "Ya sudah, di sini ada dirigen-nya," ujar Hasto sembari menunjuk Kepala Bappeda Kulonprogo Agus Langgeng Basuki. Hasto lantas meminta Langgeng untuk berkordinasi dengan Tim ICMI guna tindak lanjut berikutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga menguraikan strategi-strategi yang dipakainya agar program-programnya bisa berjalan. Bagaimana Hasto menerapkan new public management yang bisa mempertemukan kepentingan banyak pihak melalui spirit ideologi kemandirian untuk warganya. Hasto juga menguraikan berbagai program inovatif. (Erwan Widyarto)
Advertisement