Ibu Rumah Tangga di Mojokerto Tewas Tertabrak Kereta
Warga Dusun Wates Lor Desa Balongwono, Kecamatan Trowulan Mojokerto digegerkan dengan temuan sesosok mayat wanita yang ditemukan di jalur kereta api jalur Jakarta-Surabaya, Jumat 9 April pagi hari.
Korban yang diketahui bernama Siti Ulifah usia 32 tahun warga Desa Modongan, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto itu kondisinya mengenaskan. Tubuhnya terpotong-potong menjadi beberapa bagian. Organ tubuh seperti tangan kaki kepala dan badan korban berceceran setelah terseret kerata api Bima jurusan Jakarta-Surabaya.
Warga yang menemukan menduga, korban adalah korban kecelakaan kereta api akibat tidak adanya palang pintu di perlintasan. Namun dari temuan motor milik korban yang ditinggal di sekitar lokasi kejadian, warga menduga korban bunuh diri.
“Waktu itu saya temukan potongan tubuh sudah tergeletak di tepi rel dalam kondisi mengenaskan,” kata Puji, usia 60 tahun saksi mata warga sekitar kepada wartawan.
Ia menemukan potong tubuh itu saat akan berangkat untuk menjalankan salat subuh di masjid, sekitar pukul 04.00 WIB. "Saya pulang dari salat subuh ada petugas kereta api yang katanya mencari orang ketabrak kereta api, mungkin dapat laporan," terang Puji.
Polisi yang datang di lokasi langsung olah TKP dibantu warga dan relawan mengevakuasi jenasah korban ke kamar jenasah RS Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Sementara sebuah motor yang ditinggal disekitar lokasi kejadian, diserahkan ke polisi.
Saat proses evakuasi jenasah korban seorang pria mendatangi lokasi mengaku sebagai suami korban, adalah Juprianto usia 41 tahun.
Ia mendatangi lokasi bersama kakak ipar korban. "Tidak tahu keluarnya jam berapa, terakhir itu jam 2 pagi masih di rumah," tegas Juprianto suami korban.
Menurut Jupri, ibu dia anak itu mengalami depresi selama satu bulan terakhir. "Sekitar dua minggu ini tidak bisa tidur. Saya tidak ada masalah apa-apa," terangnya.
Sementara Mukminin kakak ipar korban menjelaskan, korban sebelumnya pernah melakukan percobaan bunuh diri menggunakan tali tampar di rumahnya.
"Diketahui anaknya sudah bawa tali mau bunuh diri, dibentak sama anaknya," ucapnya.
Ia tidak mengetahui penyebab korban mengalami depresi. Namun korban pernah menjalani perawatan dokter spesialis saraf. "Kemungkinan kurang hiburan, saya kurang tahu," cetusnya.
Kanit Reskrim Polsek Trowulan AKP Edo Jarwoko mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan bunuh diri tesebut. "Masih kita lakukan penyelidikan, kita minta keterangan saksi mata dan pihak keluarga," tandasnya.