Ibu Pembunuh Dua Anak di Jember Sering Dengar Bisikan Gaib
Khusnul Khotimah, ibu diduga pembunuh dua anaknya di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Jember sering mengalami halusinasi. Ia pernah bercerita kepada suaminya, Agus bahwa sering mendengar bisikan gaib.
Kapolres Jember AKBP Moh Nurhidayat mengatakan, hingga saat ini polisi belum memastikan penyebab NN, 7 tahun, dan AK, 8 bulan meninggal dunia. Sebab saat Agus, suami Khusnul pulang ke rumahnya, kondisi Khusnul dan kedua anaknya sudah meninggal dunia.
Dalam kejadian itu, saksi kunci adalah anak kedua dari pasangan Agus -Khusnul, yakni berinisial RR, 6 tahun. Namun, sejauh ini RR belum bisa meminta keterangan terhadap RR. Polisi masih menunggu hasil rekomendasi dari psikologi.
Untuk proses pemeriksaan tersebut, Polres Jember bersama Forkopimda Jember sudah menyiapkan pendamping dari psikolog.
“Bersama Forkopimda memberikan perhatian khusus kejadian tragis di Patrang. Anak kedua alhamdulillah selamat. Kita akan melakukan pendampingan memulihkan kondisi mental anak tersebut,” kata Nurhidayat.
Sementara hasil pemeriksaan sementara terhadap Agus, Khusnul sering mengalami depresi dan halusinasi. Agus berusaha menggali informasi terkait persoalan yang dihadapi istrinya, Khusnul.
Namun Khusnul kurang terbuka. Ia hanya bercerita sering mendengar bisikan dari orang yang tidak dapat dilihat wujudnya.
Karena bisikan gaib tersebut menyebabkan kondisi kejiwaan Khusnul tidak stabil. Bahkan sudah beberapa kali mencoba membunuh anaknya.
Atas kondisi tersebut, pihak keluarga sudah mencoba membawa Khusnul ke dokter psikolog RS Soebandi Jember. Namun, karena keterbatasan biaya, akhirnya pengobatan tersebut tidak dapat dilanjutkan.
“Sudah kami berkoordinasi dengan dokter, yang bersangkutan sedang melakukan pemeriksaan kejiwaan berjalan. Namun karena tidak mampu membayar biaya BPJS, akhirnya pengobatan terhenti sejak bulan Mei 2023 lalu. Itu yang menjadi perhatian kami juga,” lanjut Nurhidayat.
Dalam kasus ini polisi menyita beberapa alat bukti seperti tampar yang dipakai gantung diri oleh Khusnul, baju kedua korban, dan beberapa barang bukti lain. Diduga kuat, Khusnul melakukan gantung diri menggunakan tampar yang biasa dibuat jemuran sepanjang 1,8 meter.
Lebih jauh Nurhidayat mengatakan, pihaknya memberikan atensi terhadap kasus ibu yang tega menghabisi nyawa anaknya. Sebab, dalam satu bulan ini sudah dua kali terjadi kasus yang sama.
“Kita memberikan atensi untuk pencegahan dan deteksi dini agar kasus serupa tidak terulang lagi. Kami sedang berkoordinasi dengan Kepala Desa hingga Ketua RT agar ikut serta melakukan deteksi dini,” pungkas Nurhidayat.
Hal senada disampaikan Kepala Lingkungan Krajan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Sumardiono. Menurut Sumadiono, Khusnul sempat secara rutin memeriksakan diri dan dua anaknya ke RSD Soebandi.
Dengan kejiwaan yang tidak stabil, Khusnul sempat mencoba bunuh diri bersama anaknya saat berada di rumah ibunya, di Kecamatan Ajung. Saat itu, Khusnul menenggelamkan diri di sungai Bedadung bersama anak pertamanya, namun berhasil digagalkan warga.
Bahkan, Khusnul sempat merendam putra pertamanya ke bak mandi. Namun, saat itu juga berhasil digagalkan.
"Khusnul dan dua anaknya sering berobat ke dokter jiwa di RSD Soebandi, cuma saya lupa nama dokternya. Dia sudah beberapa kali juga mencoba membunuh anaknya," pungkas Sumardiono.