Ibu Kota Jadi Pindah?
Pro-kontra terhadap perpindahan ibu kota negara tentu saja sah-sah saja di negara demokrasi. Ada yang mendukung dan ada pula yang menolak dengan alasan masing-masing. Sejumlah pengusaha yang saya hubungi umumnya wait and see menunggu tindak lanjut dari pemerintah. Tentu saja mereka akan mananamkan modal jika menguntungkan secara bisnis, sehingga mereka tidak terburu buru. Pada sisi lain pemerintah juga terkendala tersedianya dana (APBN). Bagi saya pribadi proyek sebaiknya jangan dihentikan, sebaliknya dilanjutkan. Kelemahan ibu kota baru adalah lokasinya bukan daerah bisnis yang ramai. Untuk mengatasi hal itu ada saran dari teman pengusaha asing kepada saya, sebaiknya Kalimantan Timur dijadikan “pusat industri kelautan Indonesia Timur”, setidaknya pengusaha Korea Selatan, Jepang, Hongkong, Taiwan akan tertarik menanamkan modalnya. Mereka akan tertarik atas keanekaragaman jenis ikan. Misalnya, blue Tuna dan ikan layur melimpah di Indonesia yang sulit diperoleh di negara lain. Mulailah mendirikan “Pusat Riset Maritim Nasional di Samarinda" sebagai langkah awal pembangunan pusat industri maritim.
Mari kita renungkan bersama. Kalau gagasan pindah ibu kota gagal, citra Indonesia menjadi buruk, dianggap ayam kampung. Malu dong! Sudah ya, saya lanjut nyerutu.
Akhirul kalam.
Berdasarkan pengalaman hidup saya pribadi, kesuksesan dalam hidup ini hanya dapat kita raih jika kita senantiasa hidup dengan Ghirah ( غيرة ) atau semangat juang yang tinggi. Dengan modal ghirah tersebut kita akan selalui optimis dalam menghadapi semua tantangan.
Rawe-rawe rantas, malang-malang putung -- istilah populer yang digelorakan oleh Presiden pertama Soekarno sekaligus Proklamator Kemerdekaan RI. Mereka yang mempunyai ghirah tinggi biasanya “senyum ramah” selalu menghiasi wajahnya yang menjadikannya banyak teman.
Terbiasa dengan jadwal harian. Pukul 08.00 sampai di kantor, agenda dimulai dengan shalat Dhuha, kemudian disambung nyerutu dan nyeruput kopi hitam tanpa gula. Kalau belum kenal cerutu, sebaiknya jangan nyerutu.
Selamat pagi semoga Anda semua berbahagia dan sukses selalu.
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat sosial politik, Mustasyar PBNU periode 2022-2027, tinggal di Jakarta.
Advertisement