Ibu Butuh Ganja Medis Demi Pengobatan Anak, Ini Manfaatnya
"Tolong, Anakku Butuh Ganja Medis". Papan tulisan ini membuat Santi Warastuti viral di area Car Free Day (CFD), Minggu 26 Juni 2022. Apalagi penyanyi Andien turut membagikan ulang aksi ibu yang berjuang demi kesehatan anaknya.
Santi Warastuti memiliki anak bernama Pika. Ia mengidap cerebral palsy. Santi Warastuti disarankan oleh temannya yang merupakan warga negara asing, untuk melakukan terapi CBD oil atau minyak dari biji ganja.
Namun, Santi Warastuti tidak berani melakukannya karena ada larangan narkotika golongan I yang di dalamnya termasuk ganja, yang diatur dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Kondisi ini berbeda dengan Thailand yang telah melegalkan ganja.
Menurut beberapa penelitian, ganja medis memiliki manfaat bagi kesehatan. Namun penggunaannya pun juga tidak boleh sembarangan dan harus tetap dalam pengawasan ahlinya.
Berikut ini beberapa manfaat ganja dalam dunia medis serta efek sampingnya yang berbahaya bagi tubuh.
Morfologi Daun Ganja
Ganja atau yang dikenal dengan Mariyuana merupakan salah satu psikotropika yang mengandung tetrahidrokanabinol dan kanabidiol yang menyebabkan euforia. Tanaman ganja memiliki tinggi mencapai dua meter.
Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.
Keberadaan ganja juga sempat menjadi simbol budaya hippie yang pernah populer di Amerika Serikat. Yang dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu, ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisasi yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang.
Manfaat Ganja dalam Dunia Medis
Penggunaan ganja memang tidak bisa secara umum oleh beberapa orang, untuk itulah ganja di ilegalkan di beberapa negara. Namun sebenarnya ganja juga memiliki manfaat yang berguna dalam dunia medis untuk membantu beberapa pengobatan penyakit, di antaranya:
1. Mencegah glaukoma
Di dunia medis tanaman ganja bisa digunakan untuk mengatasi dan mencegah mata dari glaukoma. Glaukoma adalah penyakit yang meningkatkan tekanan dalam bola mata, merusak saraf optik, dan menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan.
Diyakini bahwa ganja dapat menurunkan intraocular pressure (IOP), alias tekanan bola mata, pada orang dengan tekanan normal dan orang-orang dengan glaukoma. Efek ini mampu memperlambat proses terjadinya penyakit ini sekaligus mencegah kebutaan.
2. Mencegah kejang akibat epilepsi
Dalam beberapa penelitian, ganja dapat mengontrol kejang dengan menahan sel otak responsif untuk mengendalikan rangsangan dan mengatur relaksasi.
3. Membantu meningkatkan kapasitas paru-paru
Ganja juga dapat membantu meningkatkan kapasitas paru-paru. Kapasitas paru sendiri merupakan kemampuan organ paru untuk menampung udara saat bernafas. Selain itu, perokok tembakau kehilangan fungsi paru-parunya sepanjang waktu tersebut, tapi pengguna ganja malah memperlihatkan peningkatan kapasitas paru-parunya.
4. Mengatasi masalah kejiwaan
Ganja atau mariyuana membantu mengatasi masalah kesehatan jiwa tertentu. Bahwa tanaman ini bisa membantu menghilangkan gejala depresi dan gejala gangguan stres pasca trauma.
Akan tetapi, mariyuana bukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan jiwa, seperti gangguan bipolar dan psikosis. Pasalnya tanaman yang satu ini justru bisa memperparah gejala orang dengan gangguan bipolar.
5. Memperlambat perkembangan penyakit alzheimer
Penggunaan ganja dalam dunia medis untuk mengobati penyakit alzheimer juga berguna. Bahwa ganja mampu memperlambat pembentukan plak amiloid. Plak-plak yang terbentuk ini bisa membunuh sel-sel otak yang berkaitan dengan alzheimer.
Selain itu, daun ganja juga membantu menghalangi enzim pembuat plak ini di otak agar tidak jadi terbentuk.
6. Mematikan sel kanker
Kandungan dalam ganja yang bernama cannabidiol dapat menghentikan kanker dengan mematikan gen yang disebut Id-1. Selain itu, ganja juga bisa membantu melawan mual dan muntah sebagai efek samping kemoterapi. Akan tetapi, meski banyak penelitian menunjukkan keamanannya, tanaman ini tidak efektif dalam mengendalikan atau menyembuhkan kanker.
Jenis Ganja dalam Pengobatan Medis
1. Marinol dan Cesamet
Dua obat ini digunakan untuk mengatasi mual dan kehilangan nafsu makan akibat kemoterapi dan pada pasien pengidap AIDS, yang merupakan bentuk lain dari THC, yakni bahan utama ganja yang memberikan rasa high.
Salah satu efek samping fisik dari marinol, yaitu lemas, sakit perut, mual, muntah, detak jantung cepat, muka merah, dan pusing. Sementara efek samping psikologis yang biasanya muncul, yaitu cemas, kantuk, kebingungan, halusinasi, dan paranoid.
2. Epidiolex
Obat ini digunakan pada anak-anak penderita epilepsi, selain itu Badan POM Amerika Serikat juga telah melegalkannya pada tahun 2013. Namun, penggunaannya secara bebas sangat dilarang.
3. Sativex
Obat ini merupakan obat yang sedang menjalani pengujian secara klinis di Amerika Serikat dan menjadi salah satu obat untuk mengatasi kanker payudara. Obat ini merupakan kombinasi dari bahan kimia yang terkandung di dalam tanaman ganja dan disemprotkan ke mulut. Sativex disetujui di lebih dari 20 negara untuk mengatasi kejang otot dari multiple sclerosis dan sakit akibat kanker.
Efek Samping Penggunaan Ganja
Sama seperti obat lainnya, mariyuana yang digunakan dalam dunia medis juga bisa menimbulkan berbagai efek samping seperti:
- Mata merah
- Depresi
- Pusing
- Detak jantung meningkat
- Halusinasi
- Tekanan darah rendah
Masalah Kesehatan akibat Ganja
1. Efek pada otak
Bahan aktif dalam mariyuana, seperti delta-9 tetrahydrocannabinol atau THC, yang bekerja pada reseptor kanabinoid pada sel-sel saraf dan memengaruhi aktivitas sel-sel tersebut. Beberapa area otak memiliki banyak reseptor cannabinoid, tetapi area otak lainnya hanya memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali.
Sebagian reseptor kanabinoid yang ada di bagian otak akan memengaruhi kesenangan, daya ingat, pikiran, konsentrasi, persepsi indra, dan koordinasi gerakan.
2. Efek pada jantung
Mariyuana juga bisa menyebabkan detak jantung meningkat 20-50 kali lebih banyak per menitnya. Bahkan, efeknya bisa lebih parah saat digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain.
Ketika tekanan darah dan detak jantung melonjak tajam, maka seseorang akan merasakan empat kali berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dalam satu jam pertama setelah merokok ganja.
3. Efek pada tulang
Merokok mariyuana dalam jumlah besar akan mempengaruhi kepadatan tulang yang lebih rendah. Akibatnya, orang tersebut lebih rentan mengalami patah tulang dan osteoporosis di kemudian hari.
4. Efek pada paru-paru
Ganja yang dikonsumsi dengan cara dibakar seperti rokok juga bisa menyebabkan rasa terbakar dan menyengat pada mulut serta tenggorokan. Selain itu, perokoknya bisa mengalami masalah pernapasan yang sama dengan perokok tembakau, seperti:
- Batuk berkepanjangan
- Produksi dahak meningkat
- Penyakit dada akut
- Peningkatan risiko infeksi paru-paru