Ibadah Muamalat, Optimisme Pelaksanaan PPKM Darurat
Masih adanya pro dan kontra terhadap pelaksanaan PPKM (Perberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Daurat (sejak 3 -20 Juli 2021, red) yang baru berjalan 4 hari merupakan hal biasa di negara demokrasi. Tentu saja sebagai mantan penderita Covid-19 saya mendukung kebijakan PPKM dengan pertimbangan bahwa niat baik untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman virus adalah demi keamanan masyarakat sehingga termasuk “ibadah muamalat”.
Saya termasuk yang optimis PPKM akan bisa menahan laju lonjakan Covid varian Delta dari India. Negara lain juga melakukan hal serupa seperti yang dilakukan oleh tetangga kita sesama negara ASEAN yang cukup berhasil. Selain itu, ada berita baik dari Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah hari ini bahwa Covid-19 di Kudus, kota awal viralnya Covid Delta di Indonesia berhasil diturunkan laju kenaikannya. Bermula menyebar dari Kudus dan selanjutnya akan mulai berakhir dari Kudus, kota kelahiran saya.
Terharu Partisipasi Kaum Muda
Keterbatasan fasilitas dan tenaga kesehatan berhasil cepat diatas oleh pemda, aparat keamanan dan masyarakat Kudus guyub bangkit bersama melawan Covid-19. Saya terharu menyaksikan upaya kaum muda Kudus berpartisipasi keliling desa dengan naik mobil pick-up terbuka malantunkan Shalawat Badar sambil membagikan masker.
Di medsos, saya juga lihat pak polisi mengawasi pedagang sate di Kecamatan Dawe yang membuka warungnya tanpa prokes. Memang dalam situasi ekonomi yang sulit, pak polisi perlu bertindak hati-hati agar niat baik untuk mengawasi masyarakat selalu berbuah positif.
Sejak hari kedua PPKM di Jakarta sampai hari ini, saya keliling Jakarta melihat kondisi masyarakat sambil silaturahim ke famili. Secara umum bagus, warung makanan dan toko mengikuti prokes. Warung makanan tetap buka, tetapi makanan dibawa pulang ke rumah. Terutama di sisi kiri-kanan jalan protokol atau jalan raya, toko dan warung makan terlihat tertib. Mungkin karena masyarakat mau melaporkan adanya pelanggaran dan mendapat respons dari aparat.
Pengaturan Lalin Bersama Polri
Pengaturan lalu lintas oleh POLRI juga memuaskan pada hari keempat ini, fakta kemacetan jauh berkurang, bahkan saya anggap lancar. Hanya perlu ada pengawasan di jalan kecil atau gang secara lebih serius, karena saya lihat masih ada pelanggaran prokes. Mungkin karena pengaruh kehidupan ekonomi yang berat sehingga ada rasa enggan untuk saling mengingatkan.
Ada baiknya meniru cara anak muda Kudus dengan keliling naik mobil mini bak terbuka bershalawat atau lagu dangdut sambil mengajak masyarakat “sadar bahaya Covid-19“. Apalagi disertai bagi bagi masker pasti cespleng.
Dalam keadaan masyarakat tertekan karena pandemi, inisiatif selalu akan muncul. Tinggal bagaimana mendorongnya dengan pendekatan kearifan lokal.
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat Sosial Politik, tinggal di Jakarta.
Advertisement