Hydro Coco dan Destinasi Digital Sambut Positif Program Co-Brandi
Focus Group Discussion (FGD) Matchmaking Co-Branding dengan Komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) benar-benar mendapatkan sambutan yang positif dan hangat. Salah satunya diungkapkan oleh salah satu produk yang sudah melakukan Co-Branding dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Hydro Coco.
Produk minuman kesehatan di bawah perusahaan Kalbe Farma itu menilai program penguatan inovasi Kemenpar ini agar terus dilanjutkan dan diperdalam dengan komunitas GenPI melalui destinasi digitalnya.
” Ini sangat bagus untuk disupport, saling support, saling menguntungkan. Karena dengan era digital saat ini, bekerjasama dengan GenPI merupakan hal yang harus dilakukan agar destinasi Wonderful Indonesia semakin dikenal luas dan momen untuk edukasi Hydro Coco air kelapa asli dari Indonesia,” kata Brand Manager Hydro Coco David Adisaputra Haryanto dalam acara FGD Matchmaking Co-Branding dengan Komunitas GenPI di Hotel Simply Valore.
Kata David, kolaborasi dengan GenPI melalui destinasi digitalnya harus dibuat dengan rapih dan baik. Terutama dalam penetapan skema dan konten dalam berpromosi di destinasi-destinasi digital yang dimiliki GenPI.
”Dengan mengusung koordinasi mendalam antara kedua belah pihak, branding dengan destinasi digital GenPI harus tepat dan sepakat,” kata David.
David dan pihaknya dalam waktu dekat ini akan mendukung salah satu destinasi digital yang dimiliki GenPI agar CO-Branding dengan Kemenpar semakin luas dan semakin langgeng. ” Setelah mempromosikan destinasi-destinasi Indonesia di kemasan kami, saatnya kami bekerjasama juga dengan para nitizen yang berjuang untuk pariwisata Indonesia,tujuannya jelas, agar produk kami semakin viral dan pariwisata Indonesia semakin maju,”kata David.
Hal senada diungkapkan oleh Juragan Pasar Karetan Semarang Mei Kristanti. Seperti diketahui, Pasar Karetan merupakan salah satu destinasi digital GenPI yang dilahirkan oleh GenPI Jawa Tengah. Mei sangat menyambut positif apa yang diprogramkan Kemenpar di bawah koordinasi Asdep Strategi dan Komunikasi Pemasaran I Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar tersebut.
” Sudah benar sekali dan tepat Matchmakcing seperti ini. Karena kami terutama pasar-pasar GenPI harus terus menjaga atraksi di setiap pasar. Termasuk Pasar Karetan. Untuk menjaga atraksi ini agar berkelanjutan, tentu saja harus ada value bisnisnya. Nah, kerjasama Co-Bradnding dengan destinasi digital merupakan cara yang cerdas agar value bisnis kami terus terjaga dengan baik dan berkelanjutan,”kata Mei.
Sementara itu, Asdep Strategi dan Komunikasi Pemasaran I Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Hariyanto memohon dukungannya kepada semua pihak terkait untuk terus mendorong penguatan inovasi yang telah dibuat oleh Kemenpar. Kata dia, tanpa kerjasama pihak terkait, maka program ini tidak bisa berjalan dengan baik.Hariyanto mengatakan konsep kegiatan offline ini merupakan inovasi yang baru. Karena selama ini format kegiatan GenPI lebih banyak fokus pada kegiatan online di media sosial dengan memposting destinasi wisata, calender of event, atau kebijakan kepariwisataan, dan setiap hari menjadi Trending Topic di Twitter.
”Creative Value dan Commercial Value. GenPi sudah sangat creatif dalam mengangkat tema-tema pariwisata di media sosial, dari soal desain, angel, pemilihan kata, interaktif di medsos, sampai mengemas event. GenPI selalu selalu fresh dan kekinian. Nah, dan yang kedua adalah harus menciptakan nilai komersial yang bermanfaat bagi setiap anggota komunitas maupun masyarakat sekitar. Melalui Co-Branding ini salah satunya hal itu bisa terwujud,”kata Hariyanto.
Menteri Pariwisata Arief Yahya di berbagai kesempatan selalu mengatakan kepada GenPI agar selalu inovatif dan selalu fresh dalam menyelenggarakan kegiatan aktivasi komunitas. Kenapa begitu? Karena karakteristik anak-anak milenial memang suka yang inovatif. Agar komunitas GenPI ini tetap relevan, sustainable, dan mampu menarik sebanyak mungkin followers dan friends maka setiap acaranya harus selalu mengandung unsur kebaruan.
” Dalam bisnis itu ada operational return dan non operational return. Di event seperti pasar-pasar itu, komposisinya 70-85% untuk masyarakat, 15-30% untuk menghidupi komunitas GenPI. Angka itu memang tidak terlalu besar bagi GenPI, yang besar justru di data customer di non operational returnnya. Dengan Co-Branding maka presentase dan angka-angka tersebut bisa terwujud dengan baik,”kata Menpar Arief Yahya.(*)