Hutang Berdarah di Jember, Pasutri Dibacok Pisau dan Pedang
Samhari, 30 tahun, warga Dusun Krajan, Desa Suko Jember, Kecamatan Jelbuk, Jember tak bisa beraktivitas normal selama hampir satu pekan. Ia masih belum bisa berdiri pasca mendapat serangan pisau dan pedang secara bertubi-tubi, pada Minggu, 22 Oktober 2023 malam lalu.
Samhari terluka di bagian dada, perut, tangan, dan kepala. Sementara istrinya, Nur Faida juga bernasib sama. Nur Faida juga terluka di bagian tangan.
Samhari menceritakan, pada Hari Minggu, 22 Oktober 2023 setelah salat magrib, ia mendatangi rumah tetangganya berinisial SM. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya 2 KM dari rumah Samhari.
Samhari datang mengantarkan istrinya, Nur Faida untuk menagih hutang terhadap SM Rp 800 ribu. Mereka mengedari sepeda motor. Nur Faida menginginkan uang yang dipinjamkan kepada SM untuk biaya renovasi musala.
“Tidak banyak sebenarnya, hanya Rp 800 ribu. Tetapi uang tersebut dibutuhkan untuk renovasi musala,” kata Samhari, Sabtu, 28 Oktober 2023.
Kedatangan Samhari dan istri ke rumah SM seperti tak disambut. Kendati demikian, Samhari tidak ikut campur, karena yang mempunyai urusan hutang piutang adalah istrinya dengan SM.
Samhari membiarkan istrinya berbicara dengan pelaku. Namun, tak lama kemudian SM masuk ke dalam rumah. Lalu keluar lagi dengan membawa pisau yang diselipkan di balik sarung.
Samhari merasa khawatir takut terjadi apa-apa dengan istrinya. Samhari kemudian memilih menimbrung. Namun, SM tidak merespons keberadaan Samhari dengan tetap asyik bermain HP.
“Saya sempat mengatakan tujuan saya hanya silaturahmi, mencari saudara selain menagih hutang. Namun, tiba-tiba pelaku marah,” jelasnya.
Pelaku yang tidak mengendalikan diri langsung menyerang Samhari menggunakan pisau. Pelaku menyerang sambil sesumbar bahwa tidak akan membayar hutang meskipun korban harus menangis darah.
Dengan tangan kosong, Samhari hanya bisa berusaha menghindar. Karena diserang membabi buta, pisau yang dipegang SM berhasil mengenai Samhari.
Samhari terluka di bagian tangan. Meskipun terluka, Samhari masih tetap bisa berdiri.
Namun, kondisinya berbeda saat ada seorang Perempuan ikut menyerangnya. Perempuan itu menarik Samhari hingga terjatuh ke bawah kursi dan meja.
Istri Samhari, Nur Faida yang tidak tega melihat suaminya terluka juga mendekat. Namun, pada akhirnya Nur Faida terkena serangan SM. Ia terluka di bagian tangan.
“Ada Perempuan di lokasi, bukannya melerai malah saya yang ditarik sampai terjatuh. Mungkin dia berpikir saya yang akan menang karena tubuh saya lebih besar dari pelaku,” lanjutnya.
Samhari yang dalam kondisi terjatuh terus diserang oleh SM. Kali ini, SM berhasil melukai dada dan perut korban.
Samhari tidak menyerah. Ia berusaha melawan dengan melempar SM ke arah kulkas. SM juga tidak menyerah. Ia masuk ke dalam rumah dan kembali dengan membawa sebilah pedang.
SM kembali menyerang korban dan berhasil mengenai kepala Samhari. Samhari yang masih memiliki cukup tenaga mendorong meja yang ada di depannya hingga mengenai betis SM. SM kesakitan dan mulai berhenti menyerang.
Kesempatan itu tidak disia-siakan Samhari. Ia memilih kabur bersama istrinya. Selanjutnya, Samhari dan istri memeriksakan diri ke Puskesmas Jelbuk.
Meskipun Samhari lemas karena banyak mengeluarkan darah, namun tim medis Puskesmas Jelbuk tidak melakukan rawat inap. Samhari dan istri menjalani rawat jalan.
“Saya kurang tahu prosedurnya bagaimana. Saya pikir dengan kondisi saat itu, saya akan opname,” pungkasnya.